Suaranya kencang, diksinya tepat, dan intonasinya mantap saat memberikan paparan keagamaan, itulah sosok KH. Tengku Zulkarnain.
“Bicaranya berisi, tapi mudah dicerna orang. Di Medan pakai bahasa Medan, di Riau pakai bahasa Melayu, bahasa Jawa lancar, bahasa Batak pun bisa, bahasa Inggris karena memang beliau alumni sastra Inggris. Namun banyak hal yang tak terbaca oleh kita,” kata Ustadz Abdul Somad sesaat setelah sholat gaib di pemakaman KH. Tengku Zulkarnain.
Fadli Zon mengenal Ustadz Tengku, begitu dia memanggil ulama pemberani itu, tidak saja sebagai ulama tetapi juga seorang seniman.
Baca Juga: Menulis itu Memulai
“Beliau sangat piawai bermain gitar dan bernyanyi. Suaranya serak-serak basah, ini yang banyak orang tidak tahu. Tahunya Ustadz Tengku dipandang Ustadz yang keras, oposisi,” kata politisi Gerindra itu.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi menilai sosok mantan sekjen MUI itu sebagai pria yang pandangannya objektif.
“Beliau orangnya objektif, orangnya tidak bisa dibendung. Kalau dia dilihat berdasarkan Al-Quran dan Hadist. Kalau tidak tepat dia pasti komentar,” kata Edy lagi.
Ceramahnya Menggugah
Saya bersama keluarga sangat senang dengan ceramah-ceramah KH. Tengku Zulkarnain.
Kala pas momen lucu, saya sering spontan langsung menyambut dengan tawa. Usai tegang dan serius, tiba-tiba bisa diayun ke hal-hal lucu, jelas ini bukti bahwa beliau sosok yang memang mumpuni dalam ceramah. Seperti kata UAS, berisi dan mudah dicerna.
Tentu saja itu semua tidak bisa lepas dari peran perjalanan yang dijalani oleh KH. Tengku Zulkarnain sendiri.
Pernah suatu saat, ketika beliau terjatuh ke parit kala hendak mengaji, sang ibu memberikan nasihat agar Tengku kecil jangan berhenti mengaji. Spontan, Tengku itu menjawab, “Saya tidak akan berhenti ngaji sampai mati, Ummi.”
Satu sesi ceramah beliau yang sangat tajam adalah imbauannya agar umat Islam, kalau memang belum bisa menjadi pribadi yang bertaqwa, hendaknya tidak menolak apalagi melawan ketentuan Allah.
“Perempuan disuruh pakai jilbab, pakai. Disuruh patuh sama suami, patuhi. Disuruh taat sama ibu dan bapak, taati. Bukan karena takut suami, tapi karena ini perintah Allah. Ini sudah selamat,” begitu di antara pesan beliau.
Sesi lain, beliau juga menegaskan tentang pria terbaik. Katakanlah saya (Tengku Zulkarnain) pria terbaik di dunia. Tapi kalau kemudian tiba-tiba istri saya menolak dan membantah, maka seketika itu habis predikat terbaik itu.
Sebab Rasulullah SAW menegaskan bahwa lelaki yang terbaik adalah yang paling baik akhlaknya terhadap istrinya di rumah. Jadi, hati-hati para suami, jangan tidak jujur dan benar kepada istri.
KH. Tengku sebenarnya juga sangat mengedepankan kegembiraan kepada umat dalam beragama. Terhadap kelompok orang yang beramal di dunia karena takut neraka, itu sudah selamat dari neraka. Walaupun derajatnya paling bawah. Tapi dia selamat di dunia dan akhirat.
Ini berarti, anggapan bahwa KH. Tengku adalah sosok radikal dan beragam sebutan lain yang negatif, sejatinya terbantahkan dengan sendirinya. Simak saja secara seksama ceramah-ceramah beliau yang selalu menggugah.
Rocky Gerung
Terakhir saya ingin menuangkan pendapat sosok Presiden Akal Sehat terhadap KH. Tengku Zulkranain ini, yakni Rocky Gerung.
“Tengku Zulkarnain tentu tahu ada wabah Covid, tapi dia mengambil resiko, karena saya anggap dia merasa bahwa menyebarkan kebaikan, berceramah, itu juga adalah tuntutan (dibutuhkan oleh) ruhani umat itu. Sehingga dia sangat mulia di dalam dilema.
Baca Juga: Menyingkirkan Penjajah Peradaban
Sebagai orang terpelajar dia mengerti ancaman kesehatan. Tapi dia tidak mungkin meninggalkan sesuatu yang bertahun-tahun dia lakukan, demi merawat bagian ruhani dari bangsa ini.
Jadi, sebetulnya, kita menangkap bahwa ada yang betul-betul otentik pada Ustadz dan kawan-kawan. Yaitu berupaya terus memberikan dimensi moral, dimensi kebatinan, yang memang ini dianggap sebagai kewajiban dia pada umat, karena bulan Ramadhan. Jadi, beliau berupaya banyak dalam memelihara energi ruhani pada bangsa ini.”
Rocky bahkan memberikan rekomendasi harusnya istana berterimakasih kepada KH. Tengku Zulkarnain karena ia adalah sosok kawan yang bagus dalam berdebat. Sosok yang tajam kritiknya pada bangsa ini.
Pada akhirnya bangsa ini benar-benar kehilangan dengan kepergian KH. Tengku Zulkarnain.
Namun, satu legacy yang jelas dan penting dirawat oleh generasi mendatang adalah bagaimana dakwah terus dilakukan, miliki skill kebaikan yang dapat menunjang dakwah, di saat yang sama pesan yang amat tajam beliau sampaikan, jangan mau tukar akhirat dengan dunia.
Satu pohon yang Allah berikan di surga, kata beliau dalam satu ceramah, itu tidak habis dikelilingi ratusan tahun dengan menggunakan kuda. Jadi, apalah arti dunia ini, kok sampai mau jual agama demi dunia yang tak seberapa.
Mas Imam Nawawi_Ketua Umum Pemuda Hidayatullah