Home Kisah Ketika Kang Maman Kehilangan Kata-Kata Melihat Keceriaan Anak Yatim
Ketika Kang Maman Kehilangan Kata-Kata Melihat Keceriaan Anak Yatim

Ketika Kang Maman Kehilangan Kata-Kata Melihat Keceriaan Anak Yatim

by Imam Nawawi

Menemani anak yatim berbelanja ceria menjadi satu kegiatan Kang Maman Bersama BMH di Depok pada Sabtu (6/4/24). Kita tahu, Kang Maman (meminjam kata seorang ibu-ibu yang mengantar anak yatim di Depok) orangnya yang puitis-puitis itu, tentu kaya akan diksi yang menggugah untuk kita dengarkan. Namun, pada kesempatan itu, Kang Maman hanya bisa menggeleng, sempat menahan air mata, lalu berkata: “Tidak bisa saya ungkapkan dengan kata-kata.”

“Ekspresi kebahagiaan mereka, membuat saya tidak lagi bisa berkata-kata,” Kang Maman menegaskan.

Kang Maman semakin terenyuh saat saya menuturkan dua anak yatim yang menyapa dalam perjalanan dari tempat belanja ke tempat buka puasa. Di atas odong-odong, dua anak kelas 3 dan kelas 5 SD itu menuturkan perihal dirinya.

“Kakak mudik tidak,” seorang anak laki-laki memulai percakapan denganku.

“Insha Allah kakak mudik ke kampung,” jawabku.

“Aku juga, kak. Aku mau naik bus ke Bali. Tapi aku mau ziarah kak, ayahku sudah lama meninggal,” ucapnya.

Bagi dia perjalanan mudik nanti penantian panjang. Ia harus menabung bahkan rela tidak jajan untuk bisa menziarahi almarhum sang ayah.

Baca Juga: Nikmatilah Harimu

“Kak aku Akila, sekarang kelas 3 SD. Aku sudah tidak punya ayah. Jadi aku sama bunda sama dengan kakak saya,” sambung anak yang satunya. Membuatku kian tersengat.

Ceria

Jika Kang Maman kemudian tak mampu berkata-kata, karena memang ekspresi bahagia mereka memancar begitu indah. Senyumannya, tawanya, bahkan tingkahnya membuat hati ini bergetar.

Sebagian dari mereka tidak pernah menduga bisa membeli baju lebaran, tas sekolah, bahkan sekadar sepatu pun. Namun, ketika mereka menghadapi itu semua (ikut program belanja ceria BMH), mereka seperti orang yang mendapatkan impiannya dengan tiba-tiba. Bahagianya luar biasa, tergambar dalam setiap ekspresi bahkan gestur mereka berjalan.

Seorang anak kisaran kelas 2 SD saya tanya. “Bagaimana perasaannya bisa belanjar lebaran?” Anak yang baru meninggalkan tempat belanja itu menjawab spontan. “Enak….”

Kang Maman tersenyum, tetapi menahan nafas agar air mata tidak berlinang, tampak di hadapan mereka yang sedang bahagia.

Yuk Peduli

Kang Maman berulang kali mengatakan kepadaku, “Anak-anak yatim itu adalah anak-anak Rasulullah.”

Baca Lagi: Mencintai Anak Yatim = Mmebasuh Hati

Ungkapan itu merupakan penalaran Kang Maman atas hadits Nabi SAW bahwa orang yang memelihara anak yatim, memberikannya makan dan minum, pasti Allah akan memasukkannya ke dalam surga. Sebuah hadits riwayat Imam Tirmdizi.

Jadi, saat kita berbahagia, saat kita menikmati kemudahan dan keindahan hidup, tetap luangkan space di dalam hati untuk peduli kepada anak-anak yatim.

Sungguh, nilai iman seseorang, benar atau dusta, Tuhan memberikan indikasi dengan sangat sederhana. Yakni bagaimana sikap kita terhadap anak yatim, peduli atau cuek, atau bahkan menghardiknya.

Berbahagialah orang yang hatinya bergetar dan terbasuh menjadi jernih karena cinta dan peduli kepada anak-anak Rasulullah itu*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment