Home Kajian Utama Masa Depan Anak Kita
Masa depan anak jangan dikhawatirkan tapi disiapkan

Masa Depan Anak Kita

by Mas Imam

Suasana kehidupan akan selalu berubah, tak ada yang tetap. Sebagaimana siang dan malam silih berganti, kehidupan selalu menyediakan dua sisi, harapan dan kecemasan. Paling umum ialah perihal masa depan anak kita.

Kondisi itu sejatinya normal kala terjadi pada diri orangtua. Menjadi masalah jika kemudian lupa untuk memiliki ilmu bagaimana mendidik iman, memberikan keteladanan, di saat yang sama waktu yang bergulir hanya diisi ketidakpastian antara harapan dan kecemasan.

Baca Juga: Semakin Berani Akan Semakin Takut

Ungkapan yang dinisbatkan kepada Sayyidina Ali menyebutkan, “Janganlah engkau memaksakan anak-anakmu sesuai dengan pendidikanmu, karena sesungguhnya mereka diciptakan untuk menghadapi zamannya mereka, bukan zaman kedua orangtuanya.”

Artinya, orangtua punya pekerjaan rumah memahami apa yang akan dihadapi oleh anak-anak mereka di masa mendatang. Sekarang gadget sudah luar biasa, internet semakin cepat, tetapi kalau anak kita tidak punya bekal menghadapi itu semua, mereka boleh jadi akan tergilas oleh kemajuan teknologi yang kian hari kian disadari sangat potensial merusak kemanusiaan manusia itu sendiri (dehumanisasi).

Hirs Ala Manfaah

Oleh karena itu, kebaikan masa depan anak-anak kita akan tercapai kala orangtua mengerti bagaimana menumbuhkan adab dalam menuntut ilmu kepada anak-anaknya di rumah, sehingga mereka belajar tidak tergantung keadaan.

masa depan anak kita tergantung iman takwanya kepada Allah

masa depan anak kita tergantung iman takwanya kepada Allah

Semangatnya belajar tetap akan tinggi dan karena itu ia sungguh-sungguh dalam beajar walaupun dilakukan secara daring atau jarak jauh. Menjadi problem sekarang, anak tidak mengerti hirs ala manfaah, sehingga motivasi dan semangat mereka belajar sangat ditentukan oleh keadaan. Akibatnya jelas mudah jenuh, suka lebih lama bermain, dan cenderung enggan bertanggungjawab.

Akan tetapi kala datang yang namanya hirs ala manfaah (semangat terhadap hal yang bermanfaat) maka anak akan berupaya menjadikan semua waktunya berarti dan bernilai dengan mengejar hal yang dapat membuat diri mereka bermanfaat di masa dewasanya.

Mulai dari Sholat

Mendidik anak pada dasarnya bisa disebut mudah bisa disebut susah. Tetapi yang pasti ada tuntunan bagaimana membangun mentalitas anak ke depan.

Pertama ialah memerintahkan anak mendirikan sholat.

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan sholat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.” (QS. Thaha [20]: 132).

Kedua, arahkan jiwa anak kokoh pada iman dan Islam dengan seteguh-teguhnya.

“Hai orang-orang beriman, perliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…” (QS. At-Tahrim [66]: 6).

Kedua hal mendasar itu harus dilakukan secara konkret setiap saat, sehingga tidak perlu lagi soal optimis yang berlebihan atau sebaliknya pesimis yang berlebihan.

Sejauh arah pendidikan di rumah yang ditekankan oleh para orangtua mengarah pada disiplin anak mendirikan sholat dan diupayakan terhindar dari api neraka, insha Allah masa depan mereka akan baik, tidak saja di dunia bahkan bisa sampai ke akhirat.

Baca Juga: Hidup Hanyalah Perjalanan

Menariknya, orangtua yang demikian adalah orangtua yang terus menerus mendapatkan pahala dari Allah Ta’ala.

“Seseorang mendidik anaknya itu lebih baik daripada sedekah satu sha’.” (HR. Tirmidzi).

Dan, sebagai budaya yang perlu dibangun, Rasulullah SAW juga memberikan panduan.

“Didiklah anka-anakmu terhadap tiga hal, cinta nabi-mu, cinta keluarganya dan membaca Alquran.” (HR. Thabrani).

Apabila kultur ini terbentuk dan bahkan dijiwai dengan penuh kesadaran, insha Allah ke depan anak-anak kita akan jauh lebih baik utamanya dalam hal iman, Islam, kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.

Mas Imam Nawawi_Ketua Umum Pemuda Hidayatullah

Related Posts

Leave a Comment