Home Berita Menulis itu Memulai
menulis itu memulai

Menulis itu Memulai

by Mas Imam

Banyak orang ingin bisa menulis. Sebagian besar juga mengerti menulis itu bagus, tapi tidak banyak yang berhasil melakukannya. Apa sebab? Satu saja, tidak segera memulai.

Sekalipun pernah mengikuti training menulis atau jurnalistik, tetapi begitu acara ditutup dengan baca Hamdalah serta Kafaratul Majlis diri berhenti alias tidak memulai menulis lagi, bisa dipastikan sampai kiamat tidak akan bisa menulis.

Pada dasarnya semua orang itu tidak bisa melakukan apapun, sampai dia memulai, berlatih, kemudian membiasakan.

Apa bisa Ronaldo nendang bola dari jarak jauh dan menjadi gol jika tidak memulai berlatih dan membiasakan diri?

Apakah bisa Rhoma Irama menyusun lirik lagu dengan indah dan menawan jika tidak memulai, berlatih dan membiasakan membuat lagu dan menyanyikannya?

Baca Juga: Buku yang Kian Dijauhi

Prinsipnya sama, sesuatu yang tidak dimulai dalam kehidupan, kemudian tidak dibiasakan dan diasah terus menerus, sudah pati sesuatu itu akan tidak ada dalam dirinya.

Jadi, segeralah memulai, karena hakikatnya menulis sama dengan berbicara. Bahkan saat ini orang lebih banyak bicara dengan menulis daripada dengan lisan. Terbukti status wa ramai, facebook apalagi. Itu artinya siapapun bisa, tinggal kapan mau memulainya.

Hal itulah yang saya sampaikan kepada rekan-rekan amil BMH se-Kalimantan Utara dalam ajang Pelatihan Jurnalistik dan Fotografi yang dilaksanakan hari ini (25/3) di Kota Tarakan.

Tantang Diri

Pepatah ada yang mengatakan, “Ala bisa karena biasa.” Artinya untuk bisa sesuatu, termasuk menulis, syaratnya sederhana, biasakan.

Buya Hamka bisa menulis buku dan artikel begitu banyak karena memang beliau membiasakan diri untuk peduli, lalu berpikir dan berusaha menemukan rumusan terbaik bagaimana mengubah pikiran orang. Cara terbaik untuk itu adalah dengan menulis.

mulailah menulis lalu biasakan

mulailah menulis lalu biasakan

Demikian juga dengan Dr Adian Husaini. Sekalipun beliau cendekiawan produktif dalam tulis menulis dan banyak buku telah diterbitkan, pria asal Bojonegoro itu tetap menantang dirinya menulis setiap hari.

“Bagi saya, ini anugerah Allah SWT yang sangat luar biasa. Tantangan satu bulan pertama terlewati. Hampir setiap malam, saya harus menelaah berita-berita yang beredar, lalu berpikir, merenung, dan mencari ide untuk menemukan topik yang layak diturunkan pagi esok harinya.

Tak jarang, harus “begadang” sampai dini hari, sehingga jadwal jalan pagi terpaksa dikorbankan. Karena harus “balas dendam”, menutupi kekurangan jam tidur di malam harinya.

Kata Bang Haji Rhoma: Begadang jangan begadang. Kalau tiada artinya. Begadang boleh saja. Kalau ada perlunya.” Demikian ungkapnya di situs pribadinya, adianhusaini.id.

Tingkatkan Kecerdasan

Satu manfaat besar dari aktivitas menulis adalah meningkatnya kecerdasan. Orang tidak mungkin bisa menulis kalau dia malas atau tidak pernah membaca dan diskusi. Oleh karena itu, kalau mau cepat cerdas, sering-seringlah menulis.

KH. Zarkasy yang akrab disapa Pak Zar seperti dituliskan oleh Anwar Djaelani dalam artikelnya yang berjudu “Di Gontor Ada Ibrah Dakwah Pak Zar” bahwa menulis (buku) adalah aktivitas dakwah yang hebat. Maka beliau pun aktif menulis.

Lebih lanjut Pak Zar mengatakan, “Seandainya saya tidak berhasil mengajar dengan cara (konvensional) ini, saya akan mengajar dengan pena.”

Muhammad Natsir juga senang membalas cemoohan orang Belanda atau orang yang membenci Islam dengan kegiatan menulis.

Baca Juga: Lihai Menyiasati Waktu

Prinsipnya Natsir berjuang untuk menjadi lebih baik daripada orang-orang Belanda, sehingga dia bisa menunjukkan bahwa orang Indonesia juga tidak bisa dipandang remeh.

Semua ini tidak lain karena menulis merupakan lanjutan dari membaca dan diskusi. Pada saat yang sama menulis adalah ibarat langkah perjalanan hidup manusia. Semakin jauh melangkah, tentu amatlah rugi jika harus berhenti apalagi kembali (tidak menulis).

Mas Imam Nawawi_Penulis Buku Iqra’ Bismirabbik Memahami dan Membangun Landasan Peradaban

Related Posts

Leave a Comment