Mas Imam Nawawi

- Kisah

Banyak Jalan Menggolkan Syukur

Hamba-hamba Allah yang beriman dan bertakwa tentu sangat ingin sekali mengonkretkan rasa syukurnya. Jalan untuk menggolkan syukur pun tidak terbatas. Seperti yang baru-baru ini menjadi pilihan Bunda Sundari. Ia memilih syukur atas hari ulang tahunnya dengan berbagi kebahagiaan dengan cara makan bersama. Sebuah restoran di Cibubur pun menjadi lokus yang ia pilih agar kebahagiaan itu […]

Banyak Jalan Menggolkan Syukur

Hamba-hamba Allah yang beriman dan bertakwa tentu sangat ingin sekali mengonkretkan rasa syukurnya. Jalan untuk menggolkan syukur pun tidak terbatas.

Seperti yang baru-baru ini menjadi pilihan Bunda Sundari. Ia memilih syukur atas hari ulang tahunnya dengan berbagi kebahagiaan dengan cara makan bersama.

Sebuah restoran di Cibubur pun menjadi lokus yang ia pilih agar kebahagiaan itu bisa menjadi milik semua. Tentu saja, doa demi doa mengalir dari lisan setiap dai-daiyah yang hadir memenuhi undangan syukuran tersebut.

Baca Lagi: Kekuatan Energi Syukur, Rugi Kalau Tidak Punya

Sekiranya bisa bertemu dengan malaikat yang mencatat, mungkin butuh ratusan lembar kertas untuk mencatat setiap doa itu. Sekalipun ada yang tak bisa malaikat catat, yakni doa-doa yang dilantunkan di dalam hati. Hanya Allah SWT yang mengetahui hal itu.

Tak Lelah Berbagi

Bunda, demikian biasa Bunda Sundari disapa, memang sosok yang dermawan. Wanita murah senyum itu tak prenah lelah berbagi.

Terlebih kalau ingin melihat anak yatim bahagia. Ia tidak segan mengajak anak-anak yatim penghafal Quran ke tempat-tempat berlibur dengan jamuan makanan yang tidak biasa.

“Saya senang sekali Ustadz, melihat anak-anak bisa bahagia. Mungkin mereka pernah membatin ingin liburan, tapi karena mereka harus fokus belajar menghafal Alquran, semoga yang kami lakukan bersama ini menjadi penyemangat mereka,” demikan Bunda Sundari pernah megnatakan kepadaku sekira setahun silam.

Orang yang berbagi memang harus rela kehilangan sejumlah hal yang dimiliki. Akan tetapi, kepada orang yang mau berbagi Allah pasti akan mengembalikan secara utuh dan berlipat ganda.

Utuh bisa jadi uang yang disedekahkan kembali dalam jumlah yang sama atau bahkan lebih. Namun yang esensial ada balasan Allah yang non materi, bisa ketenangan hati. Hidupnya iman dalam dada yang semakin kuat, sehingga diri selalu senang untuk berbagi dan peduli.

Diri selamat dari penyakit membahayakan dunia dan akhirat, yakni kikir dan suka menumpuk-numpuk kemewahan.

Harus Berjiwa Muda

Dalam momen syukuran itu, saya berkesempatan memberikan hadiah buku “77 Pesan Kepemimpinan Kaum Muda” yang merupakan karya terupdate-ku.

Baca Juga: 3 Bukti Seorang Hamba Bersyukur

Saat menerima buku itu, “Wah, terimakasih, Ustadz. Buku ini bagus. Walau saya tidak muda, saya harus tetap berjiwa muda,” katanya.

Beberapa saat sebelum berpisah, Bunda Sundari kembali berkata, “Terimakasih, Ustadz bukunya.” Saya hanya menjawab, “Semoga bermanfaat, Bunda.”

Kami pun berpisah setelah 3 jam lamanya bertemu dan bercengkerama tentang banyak hal. Termasuk agenda untuk kembali bersyukur di beberapa titik. Seperti di Banten, hingga Cirebon.

Semoga Allah memudahkan niat-niat kebaikan sebagai wujud bersama terus mentakhlikkan kesyukuran kepada-Nya.*

Mas Imam Nawawi

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *