Home Kajian Utama Dari Sejarah Nabi Muhammad SAW Kita Bisa Solusikan Problem Kebangsaan
Dari Sejarah Nabi Muhammad SAW Kita Bisa Solusikan Problem Kebangsaan

Dari Sejarah Nabi Muhammad SAW Kita Bisa Solusikan Problem Kebangsaan

by Imam Nawawi

Saat manusia merasa dunia semakin maju, itu karena teknologi yang terus berkembang. Namun, apakah manusia sekarang benar-benar lebih “baik” dari manusia masa silam? Di sini kita akan temukan bahwa sejarah Nabi Muhammad SAW itu solusi untuk masalah kita sekarang dan di masa mendatang.

Kalau kita cermati dengan mendalam, dapat kita temukan bahwa manusia dahulu dan kini tidak berbeda. Lihat masalahnya, nyaris sama, bahkan mungkin lebih runyam.

Apa masalah yang masyarakat Jahiliyah hadapi pada era Nabi Muhammad berdakwah? Yakni budaya curang, baik dalam hal timbangan maupun perjanjian. Pragmatisme menjadi pedoman banyak orang bergerak.

Baca Juga: Nabi Muhammad SAW yang Tak Pernah Mati

Tetapi, karena belum ada alat berupa teknologi, kerusakan yang ditimbulkan tidak pernah ada seperti sekarang. Tidak ada pengrusakan hutan, laut dan lain sebagainya.

Inti Manusia

Ketika kita akurat dalam memandang diri sebagai manusia, maka kita akan temukan, bahwa yang membuat orang bahagia, hidup tenteram, bukan soal tumpukan materi belaka.

Tetapi keadaan hati yang mendapatkan haknya dengan nutrisi berupa kejujuran, keikhlasan dan ketundukan kepada Tuhan. Bahasa Ustadz Abdullah Said (pendiri Hidayatullah) ruhaninya tidak haus dan juga tidak lapar.

Hati adalah intinya inti dalam diri manusia. Maka Rasulullah SAW mendorong kita memberi perhatian mendalam.

“Ingatlah, dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging. Kalau segumpal daging itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuhnya.Tetapi, bila rusak, niscaya akan rusak pula seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu bernama qolbu.” (HR. Bukhari).

Komitmen Nilai

Dan, masalah bangsa Indonesia juga saya kira sama, bersumber dari soal inti tersebut, yakni hati.

Baca Lagi: Hormat Kepada Nabi Muhammad SAW

Hati yang tidak komitmen terhadap nilai-nilai moral dan spiritual cenderung akan mudah memandang kecurangan sebagai jalan keberhasilan. Tapi semakin curang, orang semakin tidak tenang kehidupannya.

Akan banyak waktu dan energi yang ia gunakan untuk mengawasi orang lain, mana yang sependapat mana yang berbeda pandangan. Pada saat yang sama, ia lupa bahwa perilaku dan pikirannya justru induk dari segala kerusakan yang mencekik orang banyak.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment