Home Kajian Utama Inilah Pandangan M. Natsir Perihal Wahyu Bagi Hati Manusia
Inilah Pandangan M. Natsir Perihal Wahyu Bagi Hati Manusia

Inilah Pandangan M. Natsir Perihal Wahyu Bagi Hati Manusia

by Imam Nawawi

Ramadhan adalah bulan Alquran. Tidak heran kalau Ramadhan tiba, antusiasme umat berinteraksi dengan Alquran sangat tinggi. Lalu apa fungsi wahyu bagi hati? Kita dapat temukan jawabannya melalui pandangan M. Natsir.

M. Natsir dalam “Fiqhud Da’wah” memberikan argumentasi yang menarik.

“Wahyu mendorong dlamir dan iradah (kemauan) yang mampu mengendalikan nafsu. Dibawah sinaran wahyu segala unsur-unsur fithrah manusia dengan fungsinya masing-masing dalam proporsi (ukuran-ukuran) yang seimbang; semuanya merupakan satu kesatuan yang harmonis.”

Kita dapat garisbawahi bahwa wahyu adalah cahaya, seperti mentari bagi tumbuhan dan kehidupan makhluk hidup, menghangatkan dan menjadikan semua tumbuh dengan kuat dan indah.

Maka seperti tumbuhan, semakin banyak mendapatkan sinar matahari akan semakin mudah tumbuh sehat dan kuat.

Baca Juga: Jadilah Top Skor Kebaikan

Dalam kata yang lain, jika hati kita tidak mendapatkan sinar wahyu, maka dapat kita tebak, itu benar-benar merugikan.

Adem

Lebih jauh, M. Natsir juga berkata, “Sehingga: seimbanglah otak dan hati manusia, seimbang amal dan ibadah, seimbang kecakapan dan akhlaqnya, seimbang do’a dan ikhtiarnya.”

Artinya, M. Natsir berpandangan bahwa penting kita memperhatikan keseimbangan. Keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan manusia.

Ini melibatkan keseimbangan antara aspek intelektual dan emosional (otak dan hati), antara tindakan dan kegiatan keagamaan (amal dan ibadah), antara keterampilan individu dan perilaku moralnya (kecakapan dan akhlaq), serta antara berdoa kepada Tuhan dan berusaha dalam mencapai tujuan (do’a dan ikhtiar).

Nah, inti dari pesan ini adalah bahwa kehidupan yang seimbang adalah kunci untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan, di mana tidak ada satu aspek pun yang boleh mendominasi atau diabaikan.

Baca Lagi: 3 Poin untuk Kemajuan Ala M. Natsir

Dengan keseimbangan ini, seseorang dapat mengembangkan diri secara holistik, memastikan bahwa semua aspek kehidupan berkembang seiring dan sejalan.

Buka

Dengan penjelasan seperti itu, maka Ramadhan adalah momentum terbaik kita untuk membuka hati selebar-lebarnya.

Kita membuka hati dengan maksud mendapatkan cahaya Wahyu dengan sebaik-baiknya. Semakin terang cahaya wahyu dalam hati, semakin bahagia kehidupan ini.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment