Home Kajian Utama Hormat Kepada Nabi Muhammad SAW
Hormat Kepada Nabi Muhammad SAW

Hormat Kepada Nabi Muhammad SAW

by Imam Nawawi

Nabi Muhammad SAW adalah kekasih Allah Ta’ala. Kecintaan Allah kepada rasul akhir zaman itu sangat luar biasa. Oleh karena itu kita wajib hormat kepada Nabi Muhammad SAW. Sekalipun beliau tidak lagi hidup bersama kita.

Nabil Hamid Al-Mu’adz dalam buku “Bagaimana Mencintai Rasulullah SAW” menerangkan hal itu dengan cukup lengkap.

Baca Juga: Problem Pembangunan Indonesia

Al-Qadhi Iyadh berkata, “Ketahuilah bahwa menghormati, mengagungkan, dan memuliakan Rasulullah SAW setelah beliau wafat adalah suatu keharusan yang patut dilaksanakan seperti halnya saat beliau masih hidup.

Yaitu, pada saat menyebut beliau, mengucapkan hadits dan sunnahnya, mendnegar nama dan sirahnya, berinteraksi dengan keluarga, kerabat dan ahlul bait serta para sahabat beliau.”

Bentuk Sikap Hormat

Nabil Hamid Al-Mu’adz kemudian mengutip ungkapan Abu Ibrahim At-Tujibi.

“Saat menyebut Rasulullah SAW atau mendengar nama beliau disebutkan, setiap orang beriman harus tunduk, khusyu, menghadirkan sikap hormat dan menenangkan gerakannya, mengagungkannya sebagaimana ia mengagungkan diri beliau saat di hadapannya, serta beretika dengan etika yang diajarkan Allah SWT.”

Bahkan salah satu indikasi takwa seorang Muslim adalah etikanya dalam menghormati Rasulullah SAW.

“Sesungguhnya orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Hujurat: 3).

Demikianlah adab ketika berinteraksi dengan Rasulullah SAW.

Tanda Cinta Allah

Masih dalam buku itu, Dzun Nun Al-Misry berkata menegaskan bahwa di antara tanda cinta Allah kepada seorang hamba ialah hamba itu mau mencintai Ralsulullah SAW kemudian meneladani akhlak, perbuatan, perintah dan sunnahnya.

Berarti berlaku sebaliknya, siapa yang tidak Allah cintai maka hatinya tidak mencintai Rasulullah SAW.

Baca Lagi: Era Peradaban Baru

Itu semua mesti kita hadirkan dalam hati dan upayakan sepanjang hidup. Jangan sampai menjadi orang yang menyesal pada kemudian hari.

“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul.” (QS. Al-Furqan: 27).*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment