Siang teng, usai shalat Jumat saya menghadiri acara peletakan batu pertama pembangunan Masjid Hidayatullah Ciampea di Bogor (20/1/23).
Singkat cerita, masjid itu dibangun oleh seorang hamba Allah yang sangat mumpuni secara intelektual dan juga kekayaan.
Sebagian hartanya ia relakan untuk kebaikan umat, bangsa dan negara. Satu di antaranya dengan mewakafkan sebidang tanah, bahkan membangunkan masjid di dalamnya.
Baca Juga: Mencari Berkah Hidup dengan Harta
Ketika sambutan, ia bertutur bahwa semua ini adalah wujud bakti dirinya kepada kedua orangtua. Yang mana kala ia telah berdaya dan berjaya, ia tidak bisa melakukannya secara langsung mengingat sang ayah wafat, ketika ia baru SMA.
Nyaris saja air mata membasahi kedua pipi sosok yang murah senyum itu. Saya perhatikan kanan kiri, orang begitu terharu mendengar kisahnya.
Kata Nabi SAW, kepada orang seperti ini kita boleh iri, punya harta kemudian ia jadikan harta itu bermanfaat untuk agama Allah.
Baik Sekeluarga
Satu pemandangan lagi adalah ketika ia hadir tidak saja dengan istri semata, tetapi nyaris semua keluarga ada. Kakak ipar, adik ipar, bahkan guru dan kolega sosok berwajah teduh itu.
Bahkan, ketika hendak menyiapkan wakaf masjid, ia meminta jasa seorang arsitek yang merupakan anak dari sahabatnya, begitu jadi, mau dibayar, sang ayah dari arsitek menolak.
“Jangan, saya juga mau wakaf,” ungkapnya.
Saya sendiri sempat berbicara dengan kakak ipar bapak berkacama yang murah senyum itu. Ternyata beliau juga mendirikan sekolah untuk mengangkat derajat anak-anak di sekitar ia tinggal.
Dalam hati saya hanya bisa bertanya, bagaimana mereka ini dahulu mendapatkan pendidikan dari kedua orangtuanya, kala sukses, harta ada dan kedudukan bagus, mereka berbondong-bondong mencintai amal-amal kebaikan.
Teduh
Jadi, sepintas dari amatan yang saya lakukan, wajah-wajah mereka semua teduh. Tidak ada aura yang tidak baik.
Bahkan semuanya ramah. Terlepas saya baru bertemu dengan bapak itu dan keluarga serta koleganya, tampaknya memang mereka adalah orang-orang yang senang pada kebaikan dan mau berbuat baik kepada orang lain.
Baca Lagi: Inilah Kisah Hidup Pemuda yang Bahagia
Subhanallah, dalam agenda peletakan batu pertama masjid itu saya merasakan bahwa Allah sedang mendidik saya, seakan-akan menyiapkan diri saya. Bahwa kelak kalau ada rezeki, menjadi orang yang Allah limpahkan harta, jadilah seperti pria yang tak lagi muda itu, gunakan untuk menolong agama Allah.*