Kami biasa memanggil Bunda. Para santri biasa memanggil Umi Sundari. Sosoknya lembut dan penuh kasih. Satu yang selalu jadi fokus dalam hidupnya ialah mencari berkah hidup dengan harta yang ia miliki.
Semangat itu ia hadirkan dengan mendirikan lembaga pendidikan. Setidaknya ada dua tempat yang saya ketahui, Bekasi dan Jepara.
Namun, kini dua lokasi itu telah ia serahkan sebagai wakaf kepada Hidayatullah.
Baca Juga: Apa Bentuk Jihad Kita?
“Tentunya sebagai Al-Wakif (orang yang berwakaf) saya berharap pesantren ini, yakni Pesantren Hakam Maliki dapat menjadi tempat lahirnya para penghafal Quran,” ungkapnya dalam satu kesempatan.
“Alhamdulillah hari ini impian itu terwujud, ada banyak santriwati telah sukses menghafal Alquran 30 Juz,” imbuhnya sumringah.
Bangga
Umi Sundari sangat bangga karena menghasilkan pra penghafal Quran.
“Alangkah mulianya orang yang mampu menghafal Alquran dengan ikhlas dan sabar,” ungkapnya bangga.
Awal Kisah
Kerelaan hati Umi Sundari berwakaf dengan tujuan melahirkan banyak penghafal Quran berangkat dari cita-cita mulianya untuk buah hati.
“Awalnya saya menyekolahkan anak saya pada sekolah tahfidz Quran. Kemudian kuat cita-cita memiliki pesantren tahfidz dan berperan dalam pesantren itu,” tuturnya.
“Alhamdulillah, Allah kabulkan segala hajat saya hingga saat ini. Saya bisa menyaksikan begitu banyak santriwait yang membuktikan bahwa tidak ada kata terlambat untuk memuliai sesuatu yang baik dan mulia,” imbuhnya.
Komitmen
Atas capaian dari perjuangan para santriwati menghafal Alquran, Umi Sundari komitmen untuk semakin memberikan dukungan.
“Melihat semangat mereka, melihat suka duka mereka yang mau menghafal Quran dan jauh dari keluarga, saya semakin komit dan semangat untuk bisa mengembangkan segala kebutuhan para santriwati Tahfidz Hakam Maliki agar bisa nyaman belajar dan menghafal Alquran,” katanya.
Hal itu menjadi pilihan karena sebuah kesadaran kuat dalam dirinya bahwa hidup tidak hanya soal bagaimana baik di dunia tetapi juga bagaimana baik di hadapan Allah.
“Jangan sampai kita justru tidak baik dalam pandangan Allah pada masa akhirat kelak. Na’udzubillah,” tegasnya.
Harapan
Pada akhirnya Umi Sundari hanya kembali kepada Allah.
Baca Lagi: Inilah Kisah Pemuda yang Hidup Bahagia
“Semoga apa yang saya lakukan ini bisa menjadi motivasi untuk keluarga saya, anak-anak saya dan masyarakat luas,” ucapnya.
“Karena percayalah Allah akan balas berkali-kali lipat setiap kebaikan kita, sekecil apapun yang kita kerjakan. Dan, yang tidak kalah penting bagiamana kita semangat menginvestasikan harta kita untuk hidup lebih baik di akhirat kelak,” tutupnya penuh harap.*