Hidup bahagia di tengah kemajuan teknologi dan informasi ternyata bukan perkara mudah. Bahkan sepasang suami istri dari konglomerat mengaku hidupnya banyak tekanan hingga harus main narkoba. Jadi, bagaimana sebenarnya langkah untuk hidup yang bahagia. Ini adalah kisah tentang pemuda yang hidup bahagia.
Awalnya pemuda ini sama dengan orang pada umumnya, suka jahat, senang maksiat dan benci ketaatan. Sampai-sampai ia buta hati hingga membunuh ayahnya sendiri.
Baca Lagi: Bergerak Sekarang atau yang di Tangan Akan Menggilasmu
Namun, perjalanan waktu ia sadar bahwa yang dilakukannya itu amat buruk dan menyiksa batinnya. Akhirnya ia mendatangi seorang ustadz dan bertanya apakah dosa membunuh ayahnya sendiri bisa diampuni.
Sang ustadz itu menjawab, “Jika kembali kepada Allah dan mau taubatan nasuha, maka Allah akan mengampuni dosanya bahkan Allah akan mengganti keburukan amalnya dengan kebaikan-kebaikan.”
Ustadz itu pun mengutip hadits Qudsi. “Wahai Anak Adam, sesungguhnya engkau selalu meminta kepada-Ku dan berharap kepada-Ku. Aku telah mengampuni dosa yang kau lakukan dan Aku tidak peduli (betapapun besar dosa yang kau lakukan).” (HR. Tirmidzi).
Perbanyak Taubat
Ustadz itu pun menasihati pemuda yang membunuh ayahnya itu agar memperbanyak taubat dan kebaikan-kebaikan dalam bentuk amal sholeh.
Pemuda itu mengikuti saran dan nasihat itu. Walaupun sempat keraguan melintas di benaknya. Apakah mungkin ayah yang telah ia bunuh itu ridha kepadanya.
Sang Ustadz pun menjawab, “Mungkin, apalagi kalau kebaikan datang terus mengalir dari anaknya sedang ia tidak bisa beramal di alam kubur. Ia akan ridha.”
Pemuda itu pun berdoa, “Ya, Allah, tolonglah aku dengan rahmat-Mu. Dan berilah taufiq kepadaku untuk berbuat kebaikan yang bermanfaat bagiku dan bagi ayahku.”
Akhirnya pemuda itu pun memasuki gerbang kebaikan dengan membaca Alquran, bahkan khatam dan mampu menghafalkan seluruhnya, 30 Juz.
Ia terus bersedekah kepada orang yang membutuhkan. Kepada yang berpuasa ia bersedekah sayuran dan minuman dengan berharap pahalanya diberikan kepada kedua orangtuanya.
Mimpi Indah
Akhirnya kebaikan-kebaikan itu menjadikan hatinya bahagia. Hingga suatu saat ia bermimpi bertemu kedua orangtuanya menjadi pengantin.
Pemuda itu terkejut. Kata sang ayah dalam mimpi itu, “Kami akan menikah di sini. Waktunya tinggal 8 bulan. Engkaulah yang bisa menyelesaikannya.”
Kala terbangun, pemuda itu sadar bahwa tinggal 8 juz lagi hafalannya lengkap 30 juz. Maka ia berusaha menghafalkan Alquran.
Akhirnya kehidupan pemuda itu berubah 180 derajat. Berubah dari sosok manusia penuh dosa menjadi manusia penuh asa dengan terus mengamalkan kebaikan-kebaikan.
Baca Juga: Pemuda Islam Menguasai Data
Kisah ini saya temukan dalam buku karya Rizem Aizid dalam bukunya yang berjudul “Meraih Cinta Ilahi melalui Taubat Nasuha.”
Pesan Nabi kepada kita semua, “Setiap Anak Adam senantiasa berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah yang senantiasa bertaubat.” (HR. Ibn Majah).