Home Artikel Menangkan Hatimu, Buang Segala Penyakit
Menangkan Hatimu, Buang Segala Penyakit

Menangkan Hatimu, Buang Segala Penyakit

by Imam Nawawi

Terlepas dari soal sawala yang orang lakukan soal ucapan di Hari Raya Idul Fitri, perkara prinsip yang harus kita pahami bahwa Idul Fitri adalah hari kemenangan. Kemenangan hati membuang seluruh penyakit yang mematikan iman.

Kemenangan ini masih relevan kita jadikan bahasan, karena selama Ramadhan kita berupaya memerangi hawa nafsu dalam diri sendiri.

Idealnya, saat Idul Fitri, hati kita benar-benar menang. Menang dalam artian kembali suci. Bersih tiada noda dan kita ingin merawat kemenangan itu sepenuh hati. Dan, boleh jadi Allah akan ridha karena kita sadar, berniat dan berupaya sungguh-sungguh.

Baca Lagi: Ini Asal Usul Halal Bihalal Menurut Anies Baswedan

Jadi, kalau pada hari raya Idul Fitri, penyakit hati masih dominan, memang benar, tak ada kemenangan yang perlu kita rayakan. Tapi insha Allah berkah bulan Ramadhan, setiap kita sadar untuk segera kembali kepada fitrah diri sebagai manusia, mencintai iman, menikmati indahnya Islam.

Hati-Hati

Kalau sudah menang tugas kita selanjutnya adalah hati-hati. Karena selepas Ramadhan setan kembali berkeliaran. Merasa suci bisa menjadikan diri terjungkal dari kebenaran. Menganggap menang bisa terjebak pada mental pecundang.

Artinya hari ini 1 Syawal 1445 H tugas kita setelah menang adalah berhati-hati. Perbanyak istighfar, perbaiki hubungan dengan sesama dan mulai produktif layaknya Ramadhan lalu.

Semakin kita sadar akan dasar berpikir tersebut, kita akan semakin mudah mengambil banyak kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. Kita ikut senang, bersyukur di hari raya, tapi tidak terlena apalagi terjebak foya-foya.

Prinsipnya satu berhati-hati. Sebagaimana pengemudi yang hafal jalur dan medan dari kota ke kampung halaman, ia tahu kapan tancap gas. Pun, ia mengerti kapan waspada dengan harus menginjak pedal rem secara tepat.

Prinsip Dasar

Ketika seseorang mengerti prinsip dasar Idul Fitri maka ia akan lebih banyak memahami hal-hal penting apa saja yang harus jadi pedoman dalam berperilaku. Hal ini karena ia mengerti basis utama dari mana dan bagaimana sesuatu jadi pengetahuan, cara pandang dan prinsip dalam tindakan.

Baca Lagi: Nabi Adam dan Kita di Hari Raya

Semoga pasca Ramadhan, melalui gerbang besar Idul Fitri, kita benar-benar menjadi insan yang suci.

Suci bukan dalam arti merasa, tapi lebih pada kemampuan diri tidak berniat buruk, berpikir negatif, dan bertindak destruktif. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW, beliau adalah panutan, namun tak pernah mendapuk dada, terbakar angkara dan memandang rendah manusia lainnya. Mengapa? Karena Nabi bersih dari segala penyakit hati yang mematikan iman. Itulah kemenangan.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment