Home Artikel Menyegarkan Arti dan Makna Mudik
Menyegarkan Arti dan Makna Mudik

Menyegarkan Arti dan Makna Mudik

by Imam Nawawi

Mudik belakangan menjadi kata yang populer. Dalam perbincangan antar teman pun, biasa kita melemparkan pertanyaan, kapan mudik. Lalu apa arti dan makna mudik yang bisa kita peroleh?

Karta Raharja Ucu, Jurnalis Republika dalam artikelnya “Sejarah Mudik, Tradisi Sejak Zaman Pra-Majapahit” memberikan ulasan perihal mudik dari sisi sejarah.

Mudik ada yang mengatakan berawal dari masa kaum urban di Sunda Kelapa – cikal bakal Jakarta – sudah ada sejak abad pertengahan. Kala itu orang yang merantau ke Sunda Kelapa setiap Idul Fitri melakukan mudik, pulang ke kampung halaman.

Baca Juga: Memahami Kembali Makna Waktu

Dalam bahasa Betawi mudik berarti ‘menuju udik’ (pulang kampung). Dan, masih ada beberapa versi yang menjelaskan apa itu mudik secara historis dan etimologis.

Makna

Dengan sejarah dan arti kata mudik yang seperti itu kita tinggal memberi makna. Langkah ini penting agar kita memahami dalam rangka apa kita melakukan mudik.

Pulang kampung, diksi itu pernah menjadi pilihan utama KH Zainuddin MZ mengilustrasikan soal kematian.

Orang yang sadar, dunia tempat beramal dan akhirat tempat memanen, pasti akan rindu untuk pulang. Siap bahkan untuk kembali (dalam hal ini menghadapi kematian).

Oleh karena itu orang yang siap bekal pasti siap untuk bertemu hari kematian. Hari kematian adalah titik yang menggembirakan, karena akan memasuki alam yang lebih nyata alias tidak fana.

Kematian menjadi momen menakutkan ketika orang lupa akan akhirat. Karena itu selama hidup yang ia lakukan adalah keburukan demi keburukan.

Gus Baha menerangkan orang yang tahu dirinya akan masuk surga pasti semangat bertemu dengan kematian. Meski tentu saja kita dilarang berharap kematian segera tiba. Karena hal itu adalah ketetapan-Nya.

Jadi walaupun mudik mensyaratkan dana, tenaga bahkan jiwa, orang tetap melakukannya. Berat, penat dan lelah tak jadi rintangan untuk bisa bertemu sanak famili di kampung halaman. Karena asal seseorang memang dari kampungnya itu. Sangat wajar kalau mereka rindu, ingin melihat suasana setiap jiwa merasakan pengalaman hidup pada masa kanak-kanak.

Sikap

Setelah kita memberi makna maka langkah berikutnya adalah bagaimana melahirkan sikap.

Baca Lagi: Memaknai Idul Fitri

Makna mudik sebagai kesadaran diri bahwa kita harus pulang ke kampung halaman (yakni negeri akhirat) mewajibkan kita punya sikap yang jelas.

Sikap yang memastikan kita dapat mudik dengan cukup bekal, paham rute, dan memilih kendaraan yang relevan.

Begitu pula dengan hakikat hidup ini, pilihan sikap hidup kita harus jelas. Karena akan tiba masa mudik ke akhirat, yang kita harus punya cukup bekal, paham rute yang harus ditempuh. Dan, selalu berharap keselamatan dari Allah SWT.*

Mas Imam Nawawi

 

Related Posts

Leave a Comment