Home Berita Asal-Usul Halal Bi Halal Menurut Anies Baswedan
Asal-Usul Halal Bi Halal Menurut Anies Baswedan

Asal-Usul Halal Bi Halal Menurut Anies Baswedan

by Imam Nawawi

Ketika JIS menjadi sejarah bersama momentum Idul FItri, sebagian orang sibuk memberikan pandangan dalam bingkai politik. Tapi yang menarik, Anies malah viral karena menjelaskan asal-usul Halal Bi Halal yang mentradisi di Indonesia. Video lihat di sini.

Banyak orang yang senang dan memberikan komentar positif dengan konten yang menampilkan wajah Anies itu.

Baca Lagi: Penjelasan Anies Baswedan Melihat Pemimpin Masa Depan

Yang boleh jadi memang mungkin sedikit sekali orang Indonesia yang paham dari mana asal-usul Halal Bi Halal itu.

Ternyata Halal Bi Halal bermula dari pertemuan dua tokoh bangsa ini, yakni Soekarno dan KH. Wahab Hasbullah.

Penjelasan Anies

Menurut Anies Baswedan sebagaimana konten yang viral itu Halal Bi Halal adalah solusi Islam bagi ketegangan antar pihak dalam politik agar mau duduk bersama, saling memaafkan dan menghalalkan.

Berikut kutipan dari penjelasan lengkap Gubernur Jakarta, Anies Baswedan.

“Ibadah Idul Fitri ini mengalami transendensi. Bukan lagi pada level individual tapi juga kebangsaan.

Terjadi sebuah peristiwa, kalau tidak salah tahun 1948. Ketika Indonesia baru merdeka dilanda ketegangan antar kelompok politik, bahkan ada ancaman pemberontakan.

Dan, Bung Karno meminta saran kepada KH. Wahab Hasbullah, untuk mengatasi situasi yang saat itu sedang memanas.

Perjumpaan tokoh ini merupakan teladan bagi kita, agar kita tidak enggan untuk saling menyapa, untuk saling mendengar, walaupun belum tentu berpandangan yang sama.

Lalu menjawab pertanyaan Bung Karno, Mbah Wahab mengusulkan diselenggarakan silaturrahmi. Apalagi saat itu menjelang Idul Fitri.

Waktu itu Bung Karno menjawab, silaturrahmi sudah biasa. Saya ingin istilah lain.

Nah, menariknya, Mbah Wahab Hasbullah langsung memiliki jawaban. Dan, jawaban itu jawaban yang cerdas dan jitu.

Elit politik tidak mau bersatu karena saling menyalahkan. Saling menyalahkan itu dosa. Dosa itu haram.

Supaya mereka tidak punya dosa, tidak haram, maka harus dihalalkan.

Mereka harus duduk satu meja, saling memaafkan, saling menghalalkan.

Jadi nanti silaturrahminya diganti namanya jadi ‘Halal Bi Halal.'”

Jawaban Solusi

Lebih lanjut Anies kemudian memberikan komentar akan fakta sejarah itu.

“Sebuah jawaban, solusi, yang sampai hari ini, kita jadikan sebuah tradisi.”

Dalam kata yang lain, Bung Karno yang merupakan pemimpin besar bangsa kala itu tidak sungkan dan enggan apalagi gengsi datang ke ulama, meminta saran dan solusi.

Baca Lagi: Jumpa Pemuda Hidayatullah Kaltim, Ini Pesan Anies Baswedan

Kemudian KH. Wahab Hasbullah ternyata sangat memahami situasi yang terjadi, sehingga mampu memberikan jawaban cerdas dan jitu hingga menjadi satu kekayaan tradisi bangsa Indonesia sampai hari ini.

Semoga ke depan, pemerintah dan ulama dapat saling menguatkan dalam hal mengatasi beragam persoalan bangsa.

Kalau sejarah telah memberikan keteladanan indah itu, apa yang menghalangi kita memahami bahwa ulama sangat penting dan berharga bagi bangsa dan negeri ini?*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment