Home Artikel Bisa Emansipasi Kini Menyiksa Keluarga di Eropa
Bisa Emansipasi Kini Menyiksa Keluarga di Eropa

Bisa Emansipasi Kini Menyiksa Keluarga di Eropa

by Imam Nawawi

Dahulu, emansipasi wanita menjadi sebuah tren. Belakangan orang lebih kenal dengan istilah kesetaraan gender. Tetapi, belakangan baru orang Eropa sadari, bahwa emansipasi juga seperti ular, punya bisa dan mematikan “kebahagiaan” keluarga.

Kesetaraan gender telah membuat pria dan wanita sama dalam hal apa saja, terutama bekerja. Setidaknya itulah yang kini terjadi di Eropa.

Pernah suatu waktu, saat saya berbincang dengan seorang Chef terkenal Indonesia dan lama tinggal di Belanda serta Kanada, ia menuturkan bahwa jadi lelaki di Barat itu tidak seperti di Indonesia.

Baca Juga: Mari Kuatkan Keluarga

Belakangan saya tahu secara empiris dari data yang menjadi sajian Koran Tempo (21/7/23). Bahwa hasil penelitian di Eropa menyebutkan, pasangan dengan wanita sebagai penghasil nafkah tunggal, hidupnya tidak bahagia.

Situasi itu yang melanda pasangan di Jerman, Inggris, Irlandia, Spanyol, Finlandia dan secara umum di seluruh Eropa.

Pria yang Frustasi

Kondisi itu mengakibatkan kaum pria mengalami frustasi. Mereka mengalami kesulitan bergulat secara mental ketimbang wanita, kala yang mencari nafkah adalah wanitanya.

Pria harus memikul beban psikologis. Akibatnya pria di Eropa lebih memilih pasangan yang tidak bekerja alias sama-sama pengangguran.

Kaum pria Eropa merasa tidak bahagia setiap hari melihat wanitanya berangkat bekerja atau bekerja di rumah. Kaum pria merasa kondisi mereka sangat buruk.

Akibatnya kaum pria kini sulit lepas dari keraguan, ketidakpastian, rasa kesepian dan tentu saja stigma. Tentu saja mereka merasa tidak berharga, apalagi bahagia.

Pria Adalah Pencari Nafkah

Seorang pria akan tetap memiliki harga diri ketika ia bekerja dan memberi nafkah keluarga. Tetapi untuk Eropa yang wanita sama dengan pria untuk urusan kerja, jelas problemnya telah kita temukan.

Jadi, satu solusi secara konsepsi, sebaiknya orang mulai kritis memandang emansipasi atau kesetaraan gender. Sebab, rasanya dunia akan sulit seimbang kalau semua menjadi “setara.”

Baca Lagi: Inilah Media Bagus untuk Keluarga Indonesia

Jauh lebih indah jika saling melengkapi, bukan?

Ini sangat berbeda dalam ajaran Islam, yang mana memang pria (suami) yang bertanggung jawab mencari nafkah.

Sementara wanita (para ibu) harus berada dalam area rumah, sehingga tetap memiliki perhatian maksimal terhadap kehidupan anak dan keluarga.

Sekalipun, Islam tidak melarang wanita yang ingin bekerja, bahkan berkiprah di ranah sosial atau sektor lainnya.

Namun satu poin yang bisa kita tangkap, konsepsi emansipasi wanita alias kesetaraan gender kini telah terasa bisa beracunnya bagi banyak keluarga di Eropa. Tinggal kita memperhatikan dan mau mengambil pelajaran.*

Mas Imam Nawawi

 

Related Posts

Leave a Comment