Home Kajian Utama Mengapa Kebenaran Islam Mengundang Keberanian Luar Biasa Seseorang?
Mengapa Kebenaran Islam Mengundang Keberanian Luar Biasa Seseorang?

Mengapa Kebenaran Islam Mengundang Keberanian Luar Biasa Seseorang?

by Imam Nawawi

Selama ini, mungkin, kalau kita membaca berita seseorang jadi mualaf sebagai hal biasa. Akan tetapi, saat kita mau merenungkan lebih dalam, sungguh itu adalah satu bukti bahwa kebenaran Islam mampu menjadi magnet yang mengundang keberanian paling ultimate dalam diri seseorang, sesuatu yang benar-benar luar biasa.

Semakin mudah kita menjadi takjub kalau melihat kisah orang pada zaman Nabi SAW yang awalnya menentang Islam, kemudian tanpa ragu menjadi Muslim. Mengapa itu terjadi?

Baca Juga: Kebenaran dan Kepatutan

Ternyata hal itu bisa kita lihat dengan pendekatan teori kebenaran itu sendiri. Kepercayaan sebelum dan selain Islam, mungkin memiliki dimensi-dimensi kebenaran. Tetapi, sebagai sebuah ajaran yang tak memiliki bayan seperti Alquran, dimensi kebenarannya menjadi sangat terbatas.

Sedangkan Islam, ia bukan sebatas ajaran dan jalan hidup. Akan tetapi juga cara hidup yang lengkap dengan dua panduan sekaligus, tertulis berupa Alquran dan Hadits. Lisan dan perbuatan dalam wujud diri Rasulullah SAW. Artinya, Islam adalah agama yang kebenarannya melingkupi semua sisi kehidupan umat manusia.

Dalam kata yang lain, Islam memang agama yang sempurna. Nah, akal manusia yang terbatas itu senang sekali dengan kesempurnaan. Maka ketika hati dan akal seseorang siap membuka diri terhadap sinar Islam, seketika ia akan menjadi Muslim, yang tidak saja berubah status keyakinannya, tetapi juga perilaku, manfaat dan eksistensinya bagi kehidupan.

Keberanian Bilal bin Rabah

Orang mungkin mudah memahami, bagaimana Umar dan Khalid bin Walid gagah berani masuk Islam.

Akan tetapi, kalau kita amati secara lebih mendalam, Bilal bin Rabah pun, sosok budak yang tak punya hak hidup merdeka laksana manusia pada umumnya, juga tidak memiliki rasa takut setelah menjadi Muslim.

Berbagai jenis siksaan yang tidak ringan ia jalani dengan ikhlas. Apa yang membuat Bilal sedemikian hebat?

Tidak lain karena akal dan hatinya telah sampai pada kebenaran yang hakiki. Kebenaran yang kalau umur manusia dipakai untuk memperjuangkannya itu bukan kerugian sama sekali.

Seperti seorang ayah yang sadar bahwa anak dan istri dalam rumahnya adalah tanggungjawabnya, maka siang hari, panas terik, tak akan menyurutkan langkah kakinya mencari nafkah. Ia tahu dan sadar, hidupnya adalah untuk membahagiakan anak dan istrinya, hari ini bahkan masa depan.

Sekira begitu pula orang yang mendapatkan hidayah, sehingga mereka rela kehilangan apapun, asal tidak lagi menjadi bodoh dalam hal iman dan Islam.

Tidak Akan Tertipu

Saat jiwa seseorang menemukan kebenaran dalam Islam, ia menjadi tahu, betapa sebelum itu ia hidup dalam kebenaran yang sangat terbatas.

Oleh karena itu, walau ia punya keinginan melakukan kebaikan, itu sulit baginya. Karena ia telah percaya pada satu ajaran yang memang tidak paripurna.

Baca Lagi: Punya Gagasan itu Bagus, Mengelola Gagasan Jangan Ditinggalkan

Lihat penolakan-penolakan kaum kafir Qurasiy terhadap dakwah Islam yang Rasulullah SAW bawakan. Mereka tidak bisa menghadirkan penolakan yang argumentatif. Mereka hanya bisa bilang, pokoknya tidak bisa mendakwahkan Islam. Maksimal mereka mengatakan jangan mengganggu agama nenek moyang kami.

Akan tetapi, seiring waktu, ketika mereka dalam senggang berpikir, merenung, dan meneliti, apa iya, Muhammad itu orang yang salah. Mereka kebingungan mencari fakta. Sejak kecil Muhammad itu pribadi jujur. Lambat laun akal mereka hidup dan kokoh, kemudian bertemu Alquran, maka semakin mereka menemukan kebenaran.

Dan, menarik ungkapan dari Sabrang MDP, bahwa orang berubah itu bukan karena ide. Akan tetapi karena ia melihat sesuatu yang lebih baik telah ada. Dan, dalam bahasan kita kali ini, sesuatu yang jauh lebih baik itu adalah Islam.

Maka siapapun orangnya, ketika bertemu cahaya Islam, mau dia intelektual, orang kaya, manusia biasa, bahkan suku pedalaman yang belum bisa berbahasa Indonesia, mereka siap mempertaruhkan apapun demi iman dalam dadanya. Sebuah hal spektakuler bukan!*

Mas Imam Nawawi

 

Related Posts

Leave a Comment