Sebagian kita tentu pernah merasakan keindahan Alquran secara personal, terutama kala ada bacaan yang kita dengar menusuk ke dalam hati.
Selama Ramadhan ini sepertinya banyak yang mengalami, terutama kala tekun mengikuti tarawih atau tahajud dengan bacaan imam hingga 1 juz secara berjama’ah.
Baca Lagi: Rumus Bahagia
Memang syarat awal untuk bisa merasakan nikmatnya Alquran adalah memahami arti atau makna dari ayat-ayat yang kita dengar. Jika belum paham, membaca terjemah ayat demi ayat sepertinya akan sangat membantu. Tambah dengan intensitas membaca yang terus kita tingkatkan.
Tunduk
Dan, kita seperti menghadap dalam sebuah “forum” yang mana kita akan mengikuti tema sesuai ayat-ayat yang kita dengar.
Saat kita melakukan kesombongan karena memiliki gelar akademik misalnya, maka kita akan dibuat terdiam, karena ilmu yang manusia punya, amatlah sedikit.
“Sedangkan kamu diberi ilmu hanya sedikit.” (QS Al-Isra: 85).
Ayat ini secara konteks memang membahas pertanyaan seorang Yahudi kepada Nabi Muhammad SAW perihal ruh. Allah lalu memerintahkan agar Nabi Muhammad menyampaikan bahwa ruh itu urusan Allah. Lalu Allah tegaskan bahwa manusia tidak diberi ilmu kecuali sedikit.
Jadi, apa yang bisa kita lakukan dengan ilmu ini? Kebaikan dan kemaslahatan serta kemanfaatan.
Sejauh ilmu tidak mengarah pada tiga poin itu, maka bisa kita pastikan, kerugian lebih dekat kepada diri seseorang daripada keberuntungan. Ilmu bagi manusia bukan untuk sombong. Ilmu yang manusia miliki tidaklah banyak, bahkan tidak sempurna. Maka ilmu yang baik adalah yang dapat mengantarkan jiwa tunduk pada firman-Nya.
Obat
Oleh karena itu kala ada kegundahan, keputusasaan, kesedihan dan kecemasan, dekatilah dengan segera Alquran. Insha Allah dengan membaca Alquran, akan sembuh semua kondisi hati yang demikian itu.
Baca Lagi: Menghidupkan Alquran
Jangan mendekati hal-hal yang merusak, karena itu akan membuat diri lupa sementara atas beban dan problem yang sedang terjadi. Kemudian diri sadar dan masalah belum teratasi, sehingga semakin sakit hati dalam dada.
Akan tetapi, kalau kita mendekati Alquran, maka hati akan terobati. Tenang, pikiran kembali tajam, dan mental tumbuh menjadi lebih tangguh. Lebih dari apapun, mendekati Alquran memberi keuntungan jangka panjang. Siapa tekun membaca Alquran, maka ia akan menjadi teman hingga pada hari kiamat.
“Bacalah Alquran, karena ia akan datang pada hari kiamat jadi penolong bagi para pembacanya.” (HR. Muslim).
Dengan demikian, beruntunglah orang yang hatinya selalu khusyuk mendengar bacaan Alquran, lebih-lebih dalam kondisi mendirikan shalat. Sungguh ada kebahagiaan luar biasa di sana. Rasakanlah, alamilah dan jadikanlah itu sebagai kekayaan yang menyelamatkan jiwa dan raga ini.*