Mas Imam Nawawi

- Artikel

Pemuda Islam Menguasai Data

Dahulu orang mengatakan, siapa menguasai media di akan menguasai dunia. Saat ini muncul lagi hal baru, siapa menguasai data, ia menguasai segalanya. Dua tahun silam, Menristek Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa tantangan data bukan lagi pada sisi statistik atau survey, itu ketinggalan zaman. “Ke depan, aset anda dipegang dengan menguasai big data dan menganalisa big data […]

pemuda menguasai data

Dahulu orang mengatakan, siapa menguasai media di akan menguasai dunia. Saat ini muncul lagi hal baru, siapa menguasai data, ia menguasai segalanya.

Dua tahun silam, Menristek Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa tantangan data bukan lagi pada sisi statistik atau survey, itu ketinggalan zaman.

“Ke depan, aset anda dipegang dengan menguasai big data dan menganalisa big data tersebut. Persaingan ke depan enggak bisa lagi data statistik atau survey, ketinggalan zaman, enggak real time,” katanya di acara Kemlu for Start Up, Senin (25/11/2019) seperti dilansir cnbcindonesia.com.

Dan, berbicara menguasai data berarti akan sangat berdampak pada sisi ekonomi secara signifikan.

Baca Juga: Menyingkirkan Penjajah Peradaban

Sekjen Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung, Muhammad Ridwan Effendi menjelaskan bahwa potensi ekonomi dari data agregat di Indonesia sangat besar.

“Potensi ekonomi dari data agregat di Indonesia sangat besar. Dari preferensi masyarakat dalam melakukan komunikasi atau kebiasaan berbelanja semuanya tercatat di operator penyelenggara jaringan dan penyedia platform digital, sehingga big data sangat berharga dan harus dapat dimonetisasi oleh bangsa Indonesia,” ujar Ridwan dalam keterangan resmi dikutip Jumat (16/10), seperti dilansir ole cnnindonesia.com.

Bagaimana Pemuda Islam?

Pemuda Islam bagian dari entitas penting bangsa dan negara ini. Sudah selayaknya tidak berpangku tangan dengan kondisi ini. Apalagi begitu banyak pihak berlomba-lomba menguasai data.

Mungkin belum bisa langsung seperti mereka yang telah massif dan profesional dalam mendapat, menganalisis, mengelola dan menyimpulkannya potensi data dalam wujud konkret. Seperti melahirkan produk yang masyarakat butuhkan. Tetapi setidak-tidaknya ada pemahaman, kesadaran dan tentu saja gerakan, sekecil apapun itu.

Langkah pertama yang harus dimulai untuk menjawab katakanlah kekosongan umat Islam dalam “persaingan” data adalah bersegera menumbuhkan kemampuan lebih agresif dan progresif di bidang ilmu pengetahuan itu sendiri.

Di antaranya dengan segera memompa kemampuan pada sisi skill memilah, mengamalkan dan menyosialisasikannya tangkapan berupa data dalam bentuk apapun di dalam kehidupan sehari-hari, terlebih dunia pendidikan bahkan pergerakan.

<yoastmark class=

Langkah sederhana harus kita mulai agar kesadaran tentang superioritas ajaran Islam dapat hadir dalam realitas kehidupan.

Setidak-tidaknya, umat Islam, terutam akaum muda akan memiliki kemampuan membedakan mana yang utama dan mana yang tidak. Kemudian juga tahu mana yang penting dan mana yang tidak penting. Termasuk paham mana keinginan dan mana keperluan. Bahkan lebih jauh, bisa menentukan, mana yang harus mereka tekuni, “tongkrongi” dan mana yang tidak.

Mulai dari Ayat-ayat Alquran

Alquran merupakan induk segala jenis pengetahuan umat manusia. Sejarah telah memaparkan bahkan menghadirkan bukti tak terbantahkan mengenai hal ini. Yaitu dengan banyaknya karya intelektual dari para ulama dan cendekiawan Muslim. Terutama pada masa keemasan peradaban Islam.

Lebih jauh, Alquran juga memberikan ‘undangan’ nyata bagaimana umat Islam dapat unggul. Ulung dalam bidang sains dan teknologi, termasuk saat ini, utamanya soal penguasaan data.

“Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Alquran) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-A’raf: 53).

Dalam kata yang lain, orang Islam, terutama pemuda yang intens membaca Alquran dengan teliti, sebagaimana tuntunan Alquran sendiri. Yakni dengan tilawah, tartil, dan tadabbur. Dengan demikian maka akan banyak tersingkap mutiara ilmu yang menjadikan umat Islam sangat antusias terhadap ilmu dan pemanfaatannya bagi kemaslahatan hidup umat manusia dan seluruh alam.

Alquran adalah kitab yang menjelaskan semua hal, bahkan detail kehidupan biji-bijian, fenomena langit, bahkan kehidupan yang berlangsung di dalam akal dan hati manusia itu sendiri.

Baca Juga: Pandemi Virus Pandemi Moral

Dengan kata lain, landasan untuk mengubah umat Islam kembali tampil sebagai umat terbaik itu benar-benar harus kita imulai. Kita awali dengan membaca Alquran secara teliti, terus menerus dan tentu saja mengambil mutiara hikmah yang terkandung begitu dalam. Dalam bahasa kekinian, ambil data dari Alquran. Allahu a’lam.*

Mas Imam Nawawi_Ketua Umum Pemuda Hidayatullah
Ummul Qurro, 3 Rajab 1442 H

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *