Home Artikel Pandemi Virus Pandemi Moral
Pandemi Covid-19 masih berlangsung

Pandemi Virus Pandemi Moral

by Mas Imam

Pandemi Covid-19 bagi sebagian orang melahirkan sebuah pertanyaan penting, kapan akan berakhir? Tetapi bagaimana dengan pandemi moral?

Secara medis, pandemi Covid-19 telah menyebabkan 107 juta orang terinfeksi dan 2,3 juta di antaranya meninggal dunia. Luar biasa.

Baca Juga: Disentil Ustadz Fauzil

Hal itu memaksa sebagian pihak beradaptasi, bahkan ada yang harus berhenti dan lenyap dari peredaran aktivitas penting masing-masing, mulai dari bisnis, pendidikan, hingga beragam jenis sisi yang selama ini menunjang ekonomi.

Bahkan, karena begitu banyaknya yang terinfeksi virus ini, kini pelacakan (tracing) dan pemeriksaan (testing) menjadi sangat sulit dilakukan. Sudah terlalu banyak dan penanganan satu orang saja, memakan waktu yang tidak sebentar.

Pada akhirnya harus diakui, virus penyebab Covid-19 ini seperti penyakit hati, tak bisa dirasakan keberadaannya, kecuali setelah gejala sakit begitu nyata pada diri seseorang dan mengakibatkan kematian.

Pandemi Moral

Secara jujur, harus diakui, pandemi fisik ini sudah sangat menyulitkan gerak hidup manusia. Terlebih dampak yang paling akhir terjadi dimana-mana berupa kematian.

Pandemi moral telah lama terjadi

Pandemi moral telah lama terjadi

Namun, itu tidak seberapa dengan pandemi moral yang selama ini terjadi di negeri ini. Oleh karena itu penting kita resapi apa yang dikenal dengan jihad akbar dalam Islam, yakni melawan hawa nafsu sendiri.

Pandemi Covid-19 memang berat. Namun, sesungguhnya yang teramat berat adalah pandemi moral.

Gara-gara moral orang kaya yang rusak, pengaruhnya menjadikan banyak pihak, termasuk para pejabat terseret pada cara berpikir pragmatis, sehingga keberadaannya di pucuk-pucuk pimpinan pemerintahan bukan membawa maslahat, tapi malah mudharat.

Bukan semata, pejabat, kaum intelektual pun terinfeksi oleh virus mementingkan kehidupan pribadi dan mengejar apapun dengan tanpa lagi memerhatikan aspek moral, apalagi akhlak dan iman. Semua lakukan, asal ambisi terwujud.

Bagaimana mengatasi ini? Sampai saat ini belum ada sebuah jawaban dan terobosan pasti. Malah, sel-sel darah putih (KPK) yang seharusnya bekerja maksimal, telah terlemahkan. Pandemi moral kian tak terkalahkan.

Terus Gelar Perbaikan

Namun demikian, sebagaimana dunia medis tak pernah menyerah menghadapi wabah ini, kaum yang peduli untuk perbaikan moral negeri ini pun harus tetap optimis.

Upaya nyata perbaikan harus terus dilakukan. Hingga 4 Februari 2021 sebanyak 55,3 juta orang telah menerima vaksin di 13 negara. Bahkan, pemeriksaan melalui rapid antigen akan terus digalakkan dengan ditindaklanjuti upaya isolasi dan seterusnya.

Lantas bagaimana dengan pandemi moral yang tidak ada lembaga khusus, baik pemerintah maupun dunia yang menanganinya?

Terus gelar perbaikan dengan apa yang diajarkan oleh Islam itu sendiri, yakni dengan terus meningkatkan iman dan taqwa. Selanjutnya diikuti dengan semangat amar ma’ruf dan nahi munkar.

Baca Juga: Indonesia yang Kian Memburuk

Upaya-upaya antisipatif agar pandemi moral dapat berkurang harus dilakukan dengan membentengi anak-anak kita, generasi muda dari budaya hidup yang destruktif.

Sayangnya, upaya ini juga bukan hal mudah. Namun, bagaimanapun, kita harus tetap berupaya, setidaknya kala kelak berjumpa Allah Ta’ala, kita telah berupaya, walau di dunia belum berhasil. Minimal, niat jangan pernah padam.*

Mas Imam Nawawi_Perenung Kejadian

Ummul Quro, 29 Jumadil Akhir 1442 H

Related Posts

Leave a Comment