Mas Imam Nawawi

- Artikel

Cerdaslah Memanfaatkan Waktu!

Berbicara Nabi Muhammad SAW sangat asik kita ulas dari berbagai sisi. Terutama dalam hal memanfaatkan waktu. Bisa kita bayangkan, 1400 tahun lalu, ada orang yang jadwal hidupnya produktif luar biasa. Ibadah ok, muamalah terbaik, produktivitas sangat tinggi. Ok, kita tahu, beliau SAW Nabi. Tetapi apa arti Nabi bagi kita? Jelas untuk kita teladani. Kalau begitu […]

Cerdaslah Memanfaatkan Waktu

Berbicara Nabi Muhammad SAW sangat asik kita ulas dari berbagai sisi. Terutama dalam hal memanfaatkan waktu. Bisa kita bayangkan, 1400 tahun lalu, ada orang yang jadwal hidupnya produktif luar biasa. Ibadah ok, muamalah terbaik, produktivitas sangat tinggi. Ok, kita tahu, beliau SAW Nabi. Tetapi apa arti Nabi bagi kita? Jelas untuk kita teladani. Kalau begitu salah satu cara ittiba’ kepada beliau SAW adalah kita mesti cerdas dalam memanfaatkan waktu.

Namun – meminjam istilah Abdur – “Aduh, mama sayange…” kebanyakan kita lengah dan mungkin mengabaikan untuk meneladani kecerdasan beliau SAW dalam memanfaatkan waktu.

Dan, itu memang seperti itu. Kebanyakan manusia lupa. Nabi SAW bersabda, “Dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalam keduanya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang.” (HR. Bukhari).

Baca Juga: Memahami Kembali Makna Waktu

Lihatlah kebanyakan orang sekarang, berjebah yang menggunakan waktu secara tidak manfaat. Meski begitu mereka enjoy saja walau sepanjang hari hanya bisa melakukan wasting time. Karena kehilangan waktu memang tak sama perihnya seperti kehilangan uang atau ketinggalan tiket pesawat.

Rebahan

Meski sekarang banyak orang berbicara perubahan, dalam realitanya orang lebih suka rebahan. Rebahan termasuk dari wating time (buang-buang waktu). Selesai shalat, rebahan. Pun selesai makan, rebahan lagi. Naifnya, duduk dan berdirinya pun otaknya masih dalam mode rebahan.

Rebahan itu tidak sendiri ada temannya, yakni main ponsel. Wajar kalau sekarang ponsel dengan refresh rate tinggi jadi incaran. Alasannya satu, biar scrolling media sosial lancar. “Minimal 90 herzlah,” seorang teman merekomendasikan smartphone dengan kegesitan layar minimal.

Laporan Media State of Mobile 2024 merilis bahwa pada awal tahun 2024 ini orang Indonesia menduduki posisi paling banyak menghabiskan waktunya di platform layanan video milik Google: Youtube. Dalam laporan tersebut terungkap, total waktu yang dihabiskan orang Indonesia di YouTube mencapai 69,9 miliar jam sepanjang 2023.

Kalau menonton Youtube untuk produktivitas lebih positif mungkin tidak soal. Masalahnya kalau kegiatan menonton itu hanya konsumtif, menenggelamkan diri dalam kenyamanan berkhayal dan bermimpi. Ini yang harus kita akhiri.

Arif

Menyadari hal itu, maka kita perlu kearifan dalam menyikapi waktu. Jangan ada kesia-siaan dalam hal pemanfaatan waktu.

Baca Lagi: Tegas Membagi Waktu

Kita boleh bersantai, bergurau dan bertamasya, tapi jangan itu membuat diri kehilangan produktivitas dalam amal kebaikan.

Orang butuh rileks, perlu santai dan menghajatkan istirahat, akan tetapi jangan semua waktu menguap tanpa jejak-jejak amal kebaikan.

Segerakan segala kebaikan. Rasulullah berpesan, “Idza amsayta fala tantadhirish shobah” bahwa “Kalau kamu berada di sore hari, janganlah menunggu (melakukan sesuatu) hingga pagi hari (datang). Artinya segera, cepat, dan jangan menunda.

Bagi pelajar, santri atau mahasiswa, kalau benar ingin cerdas, maka jangan ada waktu tanpa membaca buku. Bahkan jangan berhenti dengan membaca, majulah dengan menelaah, mendiskusikan dan memaparkannya di forum-forum keilmuan, sekecil apapun forum itu.

Karena pada akhirnya hidup manusia seperti tumbuhan, ia akan semakin kuat, besar dan memberikan buah seiring berjalannya waktu. Maka jangan sampai umur bertambah, produktivitas malah semakin tuna.*

Mas Imam Nawawi

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *