“Karena saya tahu hal yang benar bagi saya, toh, adalah terus membuat film. Apa pun yang terjadi, baik maupun buruk, Anda harus terus maju (maju terus).” Itulah kalimat dari Gerwig yang saya baca di e-paper Kompas (15/4/24).
Pemilik nama Greta Gerwig (40) bukan sosok yang tiba-tiba berhasil. Ia pernah berkecil hati. Kampus-kampus beken tak menerimanya meraih gelar master. Namun, karena maju terus akhirnya ia mendapat gelar master pencerita di Hollywood.
Ia menjelma sebagai sosok sutradara, penulis dan bahkan aktris. Hidupnya hanya tentang membuat film. Benar kata orang Melayu dahulu, “Alah bisa karena biasa.”
Saya tertarik menceritakan hal itu karena banyak sahabat saya, saat bertemu denganku, pasti akan berkata, “Maju Terus!”
Maju terus adalah kata yang sering kusampaikan kepada siapapun, terutama kepada para junior. Belakangan kata-kata itu agak bertambah, seperti “Bersemangat!” dan “Berkembang.”
Baca Juga: Facebook dan Kabar Kebaikan
Tapi kali ini sepertinya saya harus menjelaskan, bahwa kata-kata itu ada buktinya. Terbaru adalah prinsip hidup Gerwig. Bagi dia pilihan hidup hanya satu, maju terus.
Ada Kekuatan
Kata pamungkas yang Kompas kutip dari Gerwig adalah, “Bahwa kekuatan selalu ada dalam diri Anda.”
Ya, itu kalau kita percaya, yakin dan mau membuktikannya. Tetapi kalau berhenti pada pengetahuan, itu akan jadi teori yang indah. Namun tak berdampak dalam realitas kehidupan.
Dan, apa yang Gerwig alami sebenarnya juga yang terjadi pada banyak orang berhasil dalam bidang apapun.
Saat saya membaca novel “Negeri 5 Menara” A Fuadi menceritakan bahwa karena begitu inginnya ia kuliah di Amerika, dengan bekal kalimat “Man Jadda Wa Jada” yang ia tuliskan, penanya kala itu sampai menembus halaman berikutnya.
Apa yang kemudian terjadi, Fuadi berhasil meraih mimpinya. Bahkan ia berhasil menuliskan kisah perjalanannya dari kampung ke Gontor, kemudian ke Amerika dan negara-negara lainnya.
Akan tetapi, kalau kita berhenti, tidak memilih maju terus dalam kebaikan, maka masa depan sesuai langkah terakhir kaki dan pikiran diri sendiri. Meminjam sebuah bait lagu: “Cukup sampai di sini…” (ucapkan dengan teriakan paling kuat yang kita mampu).
Jiwai
Betapa ada orang yang hidupnya sehari-hari isinya kebingungan. Memang ada orang berhasil, dari guru pindah jadi pedagang, dari PNS jadi pengusaha.
Maju Lagi: Terus Bertindak untuk Maju, Tinggalkanlah Orang yang Suka Mencela
Tetapi jangan lupa ada juga sosok Nabi Muhammad SAW dari bisnisman menjadi penjaga umat, pembawa risalah dakwah.
Apakah Nabi Muhammad SAW gagal karena tidak lagi sibuk ke luar negeri?
Nabi Muhammad SAW sangat sukses dan bahagia. Karena beliau menjiwai tugas utamanya menyampaikan dakwah dengan sepenuh hati.
Dalam hal ini, apapun pilihan hidup kita, jiwailah dengan sepenuh hati. Lakukan dengan sebaik-baiknya. Dan, yakinlah esok Allah akan berikan surprise.
Bukankah orang yang berhasil pernah gagal? Bahkan mereka juga pernah tertolak dan ditolak oleh orang atau instansi yang keren di mata masyarakat luas?
Jangan berhenti hanya karena hari ini usaha kita melakukan sesuatu tampak tak memberi hasil. Maju terus, lakukan terus, nanti tiba saatnya, setiap “tendangan” kita jadi gol yang hebat. Mungkin akan seperti gol-gol M. Salah di Liga Inggris bersama Liverpool bahkan lebih hebat lagi.*