Suatu waktu saya membaca ayat ke-77 Surah An-Naml. “Dan sungguh, (Alquran) itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” Dalam hati saya bertanya, bagaimana bentuk rahmat itu?
Secara umum rahmat artinya karunia, kasih sayang dari Allah SWT. Rahmat juga bermakna kebajikan dan pemberian. Salah satu rahmat terbesar yang Allah berikan kepada manusia adalah hidayah.
Jadi orang yang memahami Alquran dan merasakan nikmat mengamalkan kandungan Alquran, itulah orang yang mendapat rahmat.
Pandangan Sayyid Qutb tentang Rahmat Allah
Ulama tafsir itu berpandangan bahwa rahmat Allah yang menjadikan manusia selamat ari kesempitan hidup. Orang yang ketakutan, bila Allah memberinya rahmat, maka ia akan merasa aman dan damai. Sedangkan siapa berjalan tanpa rahmat Allah, ia akan hancur dan tenggelam.
Kemudian, orang yang mendapat rahmat Allah akan menjadi pribadi yang saleh, sehingga hidup dalam ketenangan dan kemakmuran hati.
Pandangan lain menyebutkan rahmat Allah itu luas. Ia bagai mata air deras yang terus mengalirkan kesejukan, cahaya dan petunjuk hidup tenang dan bahagia bagi manusia.
Kesiapan Kita
Rahmat Allah luas, bahkan tak terbatas. Masalahnya sekarang ada pada manusia. Apakah telah ada kesiapan menerima Alquran sebagai pedoman?
“Dan Alquran ini adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkahi. Maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu dirahmati.” (QS. Al-An’am: 155).
Cara agar kita mendapat rahmat Allah adalah dengan tekun melakukan amal-amal kebaikan, amal saleh. Sungguh siapa yang berbuat demikian Allah akan berikan balasan lebih baik dan rasa tenang dalam menjalani kehidupan, kini dan nanti.
Sebaliknya, siapa yang berbuat keburukan, kelak wajahnya akan Allah sungkurkan ke dalam neraka Jahannam sesuai keburukan yang telah mereka perbuat.
Dengan demikian, karena rahmat adalah salah satu bagian dari keutamaan Alquran (selain petunjuk-hudan) maka kita harus mendekatinya.
Kita tak akan bisa dapat kebaikan hidup kala jauh dari Alquran. Sebab itu bisa berarti kita jauh dari rahmat-Nya.
Bagaimana cara kita mendekatinya? Mulai dengan aktif membaca. Kemudian mentadabburinya. Menemukan keterangan ulama dalam maksud ayat demi ayat Alquran. Serta yang tidak kalah penting mengamalkan isinya. Meski itu berupa kebaikan sebesar atom.*