Ketika saya mengisi pelatihan dai milenial (15/12) yang digelar oleh Pemuda Hidayatullah DKI Jakarta ada satu momen menarik. Yaitu saat seorang peserta mengatakan bahwa dirinya ingin hidup walau di media sosial. Kemudian hadir dengan mempersembahkan karya.
Ungkapan itu relevan dengan apa yang Simon Sinek uraikan dalam buku “Start With Why”. Bahwa orang yang akan memiliki motivasi tinggi dalam hidupnya adalah yang memulai segala hal dari why.
Sementara itu Anies Baswedan kala menjelaskan buku itu menerangkan bahwa orang yang mulai dari why akan jadi penggerak.
Pikirannya pun memproduksi gerakan, bukan sebatas program. Program hanya untuk mengatasi masalah. Sedangkan gerakan mengajak banyak orang mau terlibat untuk mengatasi masalah.
Cek ke Dalam
Sekarang mari kita coba lakukan pengecekan ke dalam diri. Dalam 24 jam, mengapa kita harus scrolling media sosial?
Apabila kita memulai dengan why dalam melakukan scrolling media sosial, maka kita akan dengan sendirinya memilih. Tidak asal konten kita nikmati.
Sebagai contoh, buka akun-akun youtube yang bercerita tentang perjalanannya memilih tablet daripada laptop untuk membuat konten.
Mereka menguraikan bahwa mereka fokus pada pencarian ide, membantu menemukan inspirasi. Meski berjam-jam mereka melakukan itu, mereka tenang dan tentu saja senang.
Baru-baru ini saya ketemu anak muda. Ia membuka macbook senilai 30 juta. Ia mengatakan, saya harus memiliki alat ini untuk menjadi mudah dalam berkarya.
Anak muda itu memang telah lama berkeinginan menjadi content creator yang menginspirasi. Setelah sekian lama berupaya, dengan pengalaman pakai laptop yang render sampai 2 hari. Ia kini memiliki apa yang ia inginkan.
Kerennya, tidak lama setelah ia membeli macbook itu, ia langsung hadir dalam sebuah training pembuatan konten media sosial untuk dakwah.
Baca Juga: Bersemangatlah dalam Berkarya
Terbayang bukan betapa bermakna apa yang ia miliki? Bukan semata soal gengsi, tapi kebermanfaatan bagi sesama.
Buat
Dengan secuil kisah ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa saatnya kita membuat. Membuat karya dalam kehiupan.
Apapun yang kita buat pastikan itu baik, syukur berdampak luas. Tapi, kalau kita baru mulai sekarang, kita butuh untuk memperdalam, mengapa kita membuat sesuatu.
Jangan tergesa-gesa, hidup selalu menghendaki semuanya berproses dan bertumbuh. Apakah ada petani menanam padi pagi hari, kemudian sore berbuah?
Langkah penting untuk diri terus dalam hidup yang bersemangat dalam karya adalah menentukan tujuan hidup. Mengapa saya hidup dan apa yang harus saya persembahkan? Orang yang seperti itu, kata Sinek akan selamat dari krisis kepercayaan diri.*