Kalimat, “Besok, narik lagi!” meluncur dari abang ojek online.
Kalimat simpel sebenarnya. Tapi saya melihat ini bukan sekadar kata-kata. Ini tentang jiwa yang menyala.
Tubuh manusia bisa lelah, kalau jiwanya lemah, maka akan semakin nyaman untuk memilih ogah-ogahan. Tetapi ojol itu tidak. Di balik lelah yang menggantung di punggungnya, ada harapan sederhana yang terus menyala, sebuah tekad tanpa keluh, bahwa hidup harus terus bergerak, meski roda jalanan tak selalu ramah. Jadi, begini kisah lengkapnya.
Ceritanya saya memesan ojol malam itu. Dan, memang waktu sudah cukup larut. Pukul 22:30 WIB.
Setelah saya memastikan nama driver, kemudian driver memastikan nama saya sebagai penumpang, saya langsung naik.
Belajar dari pengalaman, supaya tidak salah driver dan driver tidak salah ambil penumpang.
Baca Juga: Bersyukurlah Kalau Bumi Tidak Bergoyang
Awalnya motor berlari dengan kecepatan rendah dan sedang. Namun tidak lama kemudian, motor melaju dengan kencang, ya, di bawah 100 km/jam, tapi mendekati.
Singkat cerita, saat gas motor mulai melandai, saya memberikan satu kalimat ke Abang ojol itu.
“Waktu sangat cepat, Bang, ya. Ini sudah mau tengah malam,” ucapku.
Sang Abang menyambut, “Ya, sebentar lagi tidur. Besok, narik lagi!”
Maknanya?
Kalimat Abang ojol ini menunjukkan bahwa ia berada dalam kondisi kelelahan, tetapi tetap berkomitmen untuk bekerja lagi esok hari.
Artinya ia memiliki sistem pengendalian diri untuk tetap menjalani tanggung jawab. Tidak narik, tidak ada pemasukan. Tidak ada pemasukan tidak ada kebaikan secara ekonomi dan lain-lainnya.
Karena ia harus memberi nafkah terhadap anak dan istri. Jadi, ia telah siap dengan sapaan matahari pagi. Bismillah, narik lagi!
Jadi, kalimat Abang ojol itu memberi kita pelajaran bahwa hidup penuh dengan tantangan, termasuk yang rutin harus dikerjakan.
Dan, ojol ini tampak memiliki ketahanan psikologis yang kuat, di mana ia tetap mampu menerima kondisi hidupnya.
Hal ini menunjukkan kemampuan seseorang untuk mengatasi tantangan kehidupan yang berat secara mental.
Fokus Kebaikan
Kalau kita lihat lebih dalam, apakah ojol itu bahagia?
Selama ia melakukan karena Allah, ia menempuhnya dengan tawakal dan sungguh-sungguh, ia pasti lebih bahagia dari yang tidak melakukan apapun, tapi dapat uang banyak. Plus tidak jelas asal-usul uang yang diterima.
Setidak-tidaknya setiap ojol punya “jasa” mengantarkan orang pada tujuannya. Kalau pejabat yang koruptor?
Lebih jauh saya tertarik melihat apa yang ojol itu lakukan dengan ayat terakhir Surah An-Nahl.
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.”
Aisarut Tafasir menerangkan bahwa Allah akan selalu menolong, memberi bantuan, dan taufik bagi orang-orang yang berbuat baik dengan taat kepada-Nya dengan niat dan tujuan yang ikhlas.
Karena saya melihat perjuangan yang hebat pada ojol itu, saya pun memberikan dukungan dengan memberikan tips. Tidak banyak, tapi saya lakukan itu karena bangga kepada ojol itu. Plus saya berharap Allah mencatat sebagai orang yang baik.*