Mas Imam Nawawi

- Opini

Pemuda Mesti Terdepan dalam Kebaikan

Bicara pemuda, kita akan selalu menemukan mereka yang terdepan dalam kebaikan. Dalam beberapa buku yang mengulas Bung Karno, Presiden ke-1 Indonesia itu memang sosok yang selalu terdepan dalam kebaikan. Mari kita nalar secara sederhana. Apa bekal Bung Karno mampu menjadi seorang orator ulung? Saya pernah mendengar penjelasan pakar pendidikan yang mengamati bagaimana orang bisa bicara […]

Jadi, hal yang mendasar kaum muda butuhkan untuk mengubah kebiasaan diri malas membaca adalah menjangkau akan realita masa depan, ketika memiliki pasangan bahkan anak

Bicara pemuda, kita akan selalu menemukan mereka yang terdepan dalam kebaikan. Dalam beberapa buku yang mengulas Bung Karno, Presiden ke-1 Indonesia itu memang sosok yang selalu terdepan dalam kebaikan.

Mari kita nalar secara sederhana. Apa bekal Bung Karno mampu menjadi seorang orator ulung?

Saya pernah mendengar penjelasan pakar pendidikan yang mengamati bagaimana orang bisa bicara dengan baik. Setidaknya butuh 4000 – 6000 kosa kata agar lancar dan bagus dalam berbicara.

Dalam kata yang lain, Bung Karno adalah pemuda yang gemar membaca buku.

Fix, itu terkonfirmasi dalam sejarah, Bung Karno memang tak pernah jauh dari membaca buku.

Jadi, kalau banyak orang terkesima, tersadarkan dan bergerak melawan penjajahan usai mendengar pidato Bung Karno, itu adalah buah dari cita-cita yang ditajamkan dengan kecintaan membaca buku.

Sekarang, apakah mungkin akan ada pemuda seperti Bung Karno, kala hari-hari mereka asik menumpahkan energi dan waktunya untuk main media sosial?

Periksa

Langkah penting yang kaum muda harus sadari dalam hidupnya adalah memeriksa dirinya sendiri.

Apakah telah ada tujuan hidup mulia yang dimiliki?

Kemana waktu dan energi sering kita arahkan, pada ilmu atau hal-hal yang tak bermutu?

Apakah saya adalah kaum muda yang punya impian besar tapi enggan berjuang, mudah goyah kala menghadapi kesulitan?

Katakanlah kita semua menghadapi kendala berat. Berat mana situasinya dengan perjalanan hidup Bung Karno?

Bung Karno lahir tahun 1901, masa negeri ini dijajah oleh Belanda. Ia sekolah penuh perjuangan.

Saat indekos di rumah HOS Tjokroaminoto, dari 10 kamar yang ada, hanya kamar Bung Karno yang tak ada listriknya. Bung Karno tak mampu membeli lampu.

Baca Lagi: Text Book Thinking

Jadi, jangan pernah menjadikan keadaan diri yang sulit secara ekonomi sebagai legitimasi bahwa kita bukan pemuda yang punya mentalitas pejuang. Periksalah diri dalam-dalam!

Bangkit

Pernah suatu ketika, seorang pemuda asik bermain handphone. Saya kemudian meminta dia membaca naskah saya di website ini.

Usai ia membaca sebagaimana permintaanku, ia tersenyum. Lalu segera saya berikan pertanyaan ringan. Kebetulan pemuda itu belum lama menikah.

“Apakah Anda ingin memiliki anak yang nantinya gemar membaca atau tidak suka membaca?”

“Saya ingin anak yang suka membaca,” jawabnya.

“Apakah mungkin itu terwujud jika Anda sebagai calon ayah tak pernah meneladankan diri sebagai pembaca buku?”

Mendengar itu, pemuda itu menggelengkan kepala. Ia pun segera membaca artikel-artikel saya yang lain.

Jadi, hal yang mendasar kaum muda butuhkan untuk mengubah kebiasaan diri malas membaca adalah menjangkau akan realita masa depan, ketika memiliki pasangan bahkan anak.

Nah, pemuda seperti Bung Karno, itu tidak saja menjangkau hal itu. Ia bahkan mengimajinasikan negeri ini, bangsa ini, bisa bebas dari penjajahan.

Ia pun bergerak untuk kemerdekaan, meski pada akhirnya tiga kali ia harus menjadi tahanan politik Belanda. Bung Karno dipenjara ke Bandung, Ende, dan Bengkulu. Namun, spirit menjadi pemuda terdepan dalam kebaikan, membuat Bung Karno tak pernah menyerah.

Seperti Bung Karno, seperti itu pula mestinya kaum muda negeri ini menempa diri.

Ini baru satu sosok, kita punya banyak sosok kaum muda yang luar biasa, yang hidupnya bukan untuk dirinya sendiri, tapi untuk kemajuan umat, rakyat, bangsa, agama dan negara.*

Mas Imam Nawawi

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *