Pribadi yang mau berbagi adalah sosok yang terus berkontribusi. Tuhan menyukainya, aksinya pun memberikan dampak besar bagi orang lain. Satu dari dampak besar itu adalah kuatnya generasi mendatang dalam mengisi pembangunan negeri.
Seperti yang kemarin saya saksikan ketika berkunjung bersama Laznas BMH ke Pesantren Ruhama, Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat. Saya bertemu dengan Ma’ruf.
Menurut Ust. Ahmad Nur Shaleh, dai senior yang malang melintang dakwah di Bogor, Ma’ruf adalah satu bukti bagaimana Pesantren Ruhama ini dapat menyelamatkan kehidupan seorang Ma’ruf.
Sejak kecil Ma’ruf telah menjadi yatim piatu. Kini dengan usia 24 tahun, Ma’ruf banyak membantu kegiatan dakwah dan pesantren. Sebuah bukti bahwa melalui aktivitas berbagi kita bisa kuatkan anak bangsa.
Alquran itu jelas menyebutkan bahwa siapa memelihara satu nyawa (dari kematian) maka ia seakan-akan menyelamatkan seluruh umat manusia. Demikian pun sebaliknya, siapa tidak peduli dan membunuh satu nyawa manusia, maka ia seakan-akan membunuh semua manusia.
Generasi yang Kita Kuatkan Bersama
Selain Ma’ruf, saya juga bertemu Ust. La Jamil. Dari namanya jelas ia adalah pria asal Buton, Sulawesi Tenggara. Namun sejak 2014 ia telah menjadi santri di Pesantren Ruhama. Kini ia seorang pengurus pesantren. Para santri memanggilnya dengan sapaan Ustadz.
Perjalanan itu menjadi bukti bahwa kebaikan kita melalui Lembaga Amil Zakat Nasional seperti BMH yang bermitra dengan begitu banyak pesantren tidak saja bermanfaat, tapi juga berdampak.
Ust. La Jamil misalnya. Ia sekarang bisa mengabdi kepada negara ini dengan menjadi dai, menjadi pengurus pesantren. Sebuah kiprah yang tak mungkin hadir tanpa melalui proses pendidikan yang kita kuatkan bersama.
Kontribusi Karyawan BJB Jakarta Barat
Nah, hal yang sangat membuat saya antusias ke Pesantren Ruhama (15/8/25) itu adalah karena ada kolaborasi kebaikan. Antara Laznas BMH dengan Karyawan BJB Jakarta Barat. Mereka setiap bulan rela memberikan sebagian dari gajinya sebagai infak untuk membantu santri yang belajar.
“Kini perjalanan kolaborasi kebaikan ini hampir dua tahun. Kita doakan semoga seluruh karyawan Bank BJB Cabang Jakarta Barat terus dalam berkah Allah SWT,” ungkap Ahmadi, marketing BMH Pusat menuturkan.
Kolaborasi kebaikan dalam bentuk penyaluran 8 paket sembako itu, pun memberikan penguatan kepada 160 santri yang sedang menimba ilmu di Pesantren Ruhama. Ikmal salah seorang santri yang telah hafal 20 juz pun sangat bersyukur. Ia mendoakan seluruh karyawan BJB Jakarta Barat terus dalam lindungan Allah, tercapai semua hajat-hajatnya.
Jadi, jangan merasa telah berbagi. Apalagi sampai berpikiran rasanya lelah berbagi. Mungkin yang kita berikan akan habis sebagai bentuk bantuan barang. Namun dampaknya tidak akan pernah berhenti. Bahkan Allah mencatat orang yang mau berbagi kepada yang lemah, sebagai orang yang berupaya menjaga keimanannya kepada-Nya.
Satu hal yang pasti, saat kita bicara iman, bukan berarti semata ibadah. Iman juga tentang apakah kita peduli dan mau berbagi kepada sesama. Itulah kenapa orang terbaik dalam pandangan Islam adalah yang paling bisa memberikan manfaat kepada yang lain.*