Sebuah film yang saya tonton belum lama ini menyajikan dialog antara seorang ayah yang raja dengan anaknya, seorang pemuda. Dialog ini erat kaitannya dengan upaya meneguhkan mentalitas pemuda.
“Nak, kelak kalau kamu melanjutkan kepemimpinan ini. Memimpinlah dengan akal pikiran dan pengetahuan, bukan dengan perasaan,” begitu kata sang ayah.
Secara empiris kita bisa menyaksikan langsung, bahwa pemimpin yang berilmu jauh lebih memiliki ketenangan berpikir sebelum menetapkan kebijakan.
Hal itu karena ilmu dan pemikiran yang matang menjadikan seorang pemimpin mampu bersikap dewasa, tegas dan luwes sekaligus, sehingga ia terampil mengelola perasaannya.
Lebih jauh memimpin dengan pengetahuan membuat seorang leader bisa bersikap objektif, mampu menghargai sesama, butuh akan saran dan pendapat dari sahabat dan rekan seperjuangannya. Singkatnya tidak otoriter.
Mental Dagang
Pemuda hebat tak selalu yang jadi presiden, menteri, gubernur dan seterusnya. Kita juga perlu memahami dengan baik, semua sektor ada leadernya. Termasuk sektor dagang.
Agust N. Chatton sangat apik menerangkan bagaimana mentalitas dagang orang Cina. Dalam bukunya “Strategi Membentuk Mental Entrepreneur pada Anak” ia mengutip pandangan Ibn Batutah perihal mentalitas dagang orang Tiongkok.
“Di dunia ini tidak ada yang lebih kaya daripada orang Tionghoa.”
Perhatikan kota-kota di Indonesia, kota kecil apalagi kota besar, selalu ada orang Cina berjualan. Sejarah juga memberi bukti orang Tiongkok adalah penguasa jalur perdagangan.
Chatton memberi catatan, semua itu tidak dibangun dalam sekejap. Ribuan tahun orang Cina melakukan dan mentransformasikan kepada anak keturunan mereka hingga sekarang. Mereka biasa mendidik anak-anak mereka jualan sejak dini.
Baca Juga: Pemuda dengan Mental Kuat
“Maka merekalah jagonya,” tegas Chatton.
Anak-anak orang Cina punya prinsip tidak malu dan selalu berani untuk mulai berdagang kecil-kecilan. Dari pendidikan itulah anak-anak orang Cina tumbuh mentalitas bisnisnya.
Sekarang sudah lebih hebat lagi, kalau dulu dimana-mana kita lihat toko milik orang Cina, sekarang hampir di setiap jalan tol akan melaju mobil buatan Cina. Mulai dari Wuling hingga BYD.
Pemuda Islam
Sekarang kalau kita tarik ke lingkaran pemuda Islam, sudah memimpin dalam hal apa mereka?
Dahulu kita punya tinta emas atas sejarah kaum muda. Mulai dari Soekarno, Bung Hatta, Agus Salim, Natsir dan sebagainya. Akan tetapi sekarang, mana sosok muda yang menyala dengan mentalitas juangnya?
Tak perlu sesak napas. Kita tak bisa menyalahkan siapapun. Justru dari sini kita harus mulai membuka mata hati, bahwa kita butuh untuk meneguhkan mentalitas kita sendiri, kaum muda.
Sebagai penutup saya akan kutipkan tulisan Ibn Qayyim Al-Jauzi dalam kitabnya Fawaidul Fawaid.
“…Yakinlah bahwasanya Allah SWT senantiasa bersama Anda.”
Artinya, bangun mental seorang mukmin. Bersaudara lebih utama dari pada bermusuhan. Ilmu lebih utama daripada uang dan jabatan, dan seterusnya.
Berjuanglah untuk selalu yakin dan sabar terhadap ujian-ujian perjuangan. Allah tidak akan meninggalkan orang yang teguh dalam keimanan. Bahkan Allah akan meneguhkan mentalitas siapapun yang istiqomah dalam perjuangan.*