Mas Imam Nawawi

- Artikel

Benarkah Kita Telah Paham Soal Waktu?

Apakah kita pernah bertanya dalam hati, apa sebenarnya waktu. Jangan-jangan kita tidak memahami waktu dengan baik. Lalu apa sebenarnya waktu ? Tidak memahami waktu konsekuensinya tidak ringan. Sebagaimana beratnya beban rakyat menanggung utang negara. Salah kelola uang, sebenarnya tidak bisa lepas dari salah menggunakan waktu. Mulai dari salah menggunakan waktu, terlambat merencanakan, menunda keputusan atau […]

Benarkah Kita Telah Paham Soal Waktu?

Apakah kita pernah bertanya dalam hati, apa sebenarnya waktu. Jangan-jangan kita tidak memahami waktu dengan baik. Lalu apa sebenarnya waktu ?

Tidak memahami waktu konsekuensinya tidak ringan. Sebagaimana beratnya beban rakyat menanggung utang negara.

Salah kelola uang, sebenarnya tidak bisa lepas dari salah menggunakan waktu. Mulai dari salah menggunakan waktu, terlambat merencanakan, menunda keputusan atau terjebak kesibukan yang tidak esensial. Risikonya benar-benar nyata.

Lihat saja rakyat sekarang kena macam-macam pajak. Mulai pajak penghasilan (PPh), pajak pertambahan nilai (PPN) hingga pajak bumi dan bangunan (PBB). Intinya satu, masa kini rakyat harus membayar keputusan-keputusan keuangan masa lalu. Dan, kita tahu, itu juga potensial mengurangi peluang-peluang keuangan di masa depan.

Jika kemudian Nepal berhasil menggulingkan penguasanya itu bukan semata-mata kekesalan biasa. Tapi itu akumulasi dari aspirasi yang tersumbat pada waktu yang lalu, kemudian menemukan momentum dan rakyat Nepal berhasil memanfaatkan waktu dengan sangat baik.

Itulah alasan kuat mengapa kalau kita baca Alquran harus benar-benar bisa memahami sejarah. Apa itu sejarah, perjalanan waktu yang manusia gunakan. Kalau ia dalam ketaatan ia bahagia. Siapa arogan dan mendustakan Allah, ia sengsara.

Esensi Waktu

Memahami waktu dengan cara seperti itu akan memudahkan kita menyadari apa sebenarnya esensi waktu.

Waktu adalah keesempatan, penentu, pembeda dan pembentuk. Baca biografi orang yang berpengaruh dan memberi nilai bagi kehidupan, mereka berhasil memanfaatkan waktu untuk tumbuh menjadi hebat.

Orang Jepang Menggunakan Waktu

Contoh gampang saja, Jepang. Kenapa Jepang bisa menjadi negara maju secara industri dan ekonomi. Mereka telah memahami waktu harus digunakan untuk bekerja. Setiap pagi, mulai jam 08:00 mereka fokus bekerja. Tidak ada canda tawa dan cerita. Nanti tiba waktu istirahat, mereka kumpul, makan siang dan tidur siang.

Sekarang, kalau kita gunakan cara bangsa Jepang menggunakan waktu ke dalam kehidupan kita pribadi saja. Apakah kita telah terampil menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya?

Sampai sekarang tidak sedikit anak muda yang terkendala dalam memahami apalagi mengelola waktu. Mereka tidur begitu larut, pasti bangunnya juga akan sangat terlambat. Kalau dia Muslim, salat Subuh akan terlewat. Apakah bisa dia maju?

Kalau kita ambil waktu sebagai penentu. Dalam sebuah tim sepakbola, siapa pemain yang terbaik adalah yang berhasil mencetak gol. Maka ada pencatat waktu, kapan gol tercipta, bagaimana kronologi gol terjadi, siapa yang melakukan dan ke gawang siapa gol itu melesak.

Hidup dengan Tindakan

Hidup memang melalui bentangna waktu. Tapi apakah kita telah memahami bahwa esensi waktu adalah tindakan?

Mari kita bedah perlahan-lahan. Seseorang yang hidup sekarang, tapi hatinya terbebani oleh masa lalu, maka hari ini sebenarnya tidak ada baginya. Karena yang bergumuruh dalam dadanya adalah masa lalu. Ia tidak saja akan menolak nasihat, tapi juga akan menolak masa kini dan masa nanti.

Begitu sebaliknya, orang yang terobsesi akan masa depan akan kehilangan kesadaran untuk bertindak sekarang. Ia tidak saja lambat karena memperhitungkan langkah, tapi juga tidak percaya bahwa sebenarnya masa depan itu bisa kita bangun dari masa kini.

Oleh karena itu Allah SWT tak pernah memandang manusia secara kronologis dalam hal waktu. Kalau seseorang sadar, kemudian memilih iman dan amal shaleh, mau seperti apa masa lalunya tidak Allah pedulikan.

Meski demikian kita yang telah dalam kebaikan jangan merasa jumawa, nyatanya yang akan Allah nilai adalah akhirnya.

Itulah kenapa ada konsep khusnul khatimah. Yaitu tentang apakah seseorang meninggalkan dunia dalam keadaan baik, taat dan tunduk kepada Allah SWT.

Dengan demikian, mulai sekarang perhitungkan bagaimana kita menggunakan waktu. Sebab waktu bukan saja soal hitungan jam, tapi tentang penentu kehidupan kita di masa depan.*

Mas Imam Nawawi