Saya berkesempatan hadir dalam Baznas Development Forum (BDF) yang ketiga di Gedung Baznas, Matraman, Jakarta Timur (27/10/25). Forum ini terasa istimewa karena dikaitkan dengan momentum Hari Santri. Bagi saya, hadir di ruang diskusi itu seperti melihat potret masa depan zakat yang semakin kokoh dan relevan. Apalagi pesan dari Hari Santri adalah semangat totalitas dalam segala kebaikan (jihad).
Deputi II BAZNAS RI, Dr. M. Imdadun Rahmat, dalam sambutannya menegaskan bahwa forum ini menjadi langkah nyata untuk menguatkan peran zakat dalam mendukung visi Asta Cita. Hal ini menunjukkan bahwa Baznas telah integratif dengan upaya pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan dengan sisi pendayagunaan zakat yang lebih efektif.
Apalagi harapannya BDF ini akan fokus pada kedaulatan pangan dan pembangunan ekonomi berkeadilan. Ia juga menyinggung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang bukan hanya memberi asupan sehat, tapi juga menggerakkan UMKM dan pesantren.
Integratif
Saya menyimak dengan seksama, betapa kolaborasi antara pemerintah, BAZNAS, lembaga amil zakat, UMKM, hingga pesantren menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan. Pesantren, kata beliau, bukan hanya pusat ilmu, tetapi juga motor sosial dan ekonomi. Pada titik ini saya teringat, betapa besar potensi jika zakat ditempatkan sebagai energi penggerak pembangunan inklusif.
Sebelum ini Baznas Development Forum telah menghadirkan pimpinan BAZNAS, akademisi, hingga perwakilan BPS dan Bappenas. Sekarang ada Badan Gizi Nasional. Mereka menampilkan data dan analisis pemetaan kemiskinan. Semua itu penting agar distribusi zakat lebih tepat sasaran.
Menajamkan Strategi
Saya merasa forum ini bukan sekadar pertemuan rutin, melainkan wadah belajar kolektif untuk menajamkan strategi. Baznas telah melakukan satu upaya penting dan strategis dalam memajukan gerakan zakat ke depan. Acara yang telah berlangsung hingga ketiga kali ini menunjukkan Baznas ingin menyerap ide dan menggandeng semua pihak untuk bersama-sama memajukan gerakan zakat.
Sebagai perwakilan dari BMH, saya sangat mengapresiasi langkah BAZNAS menghadirkan forum semacam ini. Ada ruang untuk bertukar pikiran, menyatukan visi, dan membangun sinergi. Dalam kesempatan itu saya menawarkan agar MBG bisa segera merata, sinergi dengan BMH dan Pesantren Hidayatullah yang ada di Kepulauan seperti Kaltara dan Kepri adalah hal yang sangat strategis.
Saya pulang dengan keyakinan, zakat bukan hanya instrumen ibadah, tetapi juga pilar penting untuk kesejahteraan umat. Dan, forum seperti BDF adalah pintu menuju kemajuan bersama. Semoga Baznas dapat melestarikan kegiatan ini menjadi satu budaya penting untuk zakat yang benar-benar manfaat dan maslahat secara luas dan berkelanjutan.*


