Mas Imam Nawawi

- Hikmah

Ambil yang Mencerdaskan Jangan yang Menewaskan

“Sayang sekali masih ada orang Indonesia yang memilih mati karena narkoba daripada cerdas karena membaca.” Itu adalah ungkapan yang datang dari Kang Maman yang tak pernah bisa kulupakan. Seiring waktu ucapan itu bukan terbantah. Semakin hari malah semakin bertambah jumlah kejadiannya. Terbaru, Kompas.com menurunkan berita berjudul: “Miras Oplosan di Mamuju, 5 Pemuda tewas, 17 Dirawat […]

Ambil yang Mencerdaskan Jangan yang Menewaskan

“Sayang sekali masih ada orang Indonesia yang memilih mati karena narkoba daripada cerdas karena membaca.” Itu adalah ungkapan yang datang dari Kang Maman yang tak pernah bisa kulupakan.

Seiring waktu ucapan itu bukan terbantah. Semakin hari malah semakin bertambah jumlah kejadiannya.

Terbaru, Kompas.com menurunkan berita berjudul: “Miras Oplosan di Mamuju, 5 Pemuda tewas, 17 Dirawat Akibat Alkohol Kadaluwarsa.”

Mengapa orang tidak memilih yang mencerdaskan akal dan hatinya? Padahal langkahnya mudah dan mendapat pahala dari sisi Allah SWT.

Tapi begitulah kenyataannya, walau jelas miras itu ganas dan mematikan tetap saja orang rela menanggalkan akal dan hatinya. Selanjutnya tewas dalam kondisi yang naas.

Penasaran yang Mematikan

Awalnya sejumlah anak muda itu ingin menjawab rasa penasaran, meminum alkohol dengan cap tertentu. Namun naas, yang tersedia adalah cairan jernih yang sudah kadaluwarsa.

Namun mereka tak tahu, beberapa campuran pun mereka tuang dan aduk merata. Usai menenggak miras oplosan itu mereka kemudian merasakan pusing, mual, muntah, hingga sesak napas. Keesokan harinya seorang pemuda bernama jayadi meninggal dunia. Menyusul korban lain, Arifudin, dan seterusnya.

Tanpa bermaksud negatif, kita harus mengambil pelajaran. Anak muda kalau mau penasaran arahkanlah pada yang membangkitkan jiwa. Bukan yang malah melayangkan jiwa.

Tak terbayang seperti apa hati dari orang tua mereka, saudara dan keluarga mereka. Melihat anak-anak muda yang perkasa mati sia-sia karena penasaran yang mematikan. Tapi itulah pelajaran dari sebuah kenyataan yang kita berharap semoga tak terulang di masa mendatang.

Bacalah Bukan Minum-Minumlah

Semua fakta adalah “mutiara”. Kita harus bisa mengambil hikmah, nasihat dan kebaikan dari setiap peristiwa.

Ketika Allah SWT memerintahkan kita membaca, mari kita cintai aktivitas yang dapat mengubah jiwa manusia bahkan dapat mengubah warna dunia.

Ketika perintah ini datang kepada Nabi Muhammad SAW, yang berada dalam kebudayaan jahiliyah yang kental, tapi beliau tetap membacakan ayat-ayat Alquran, hasilnya pun terang benderang.

Mereka yang percaya tumbuh menjadi bintang kehidupan. Dan, nyatanya mereka yang mendustakan justru tersungkur mati dan hina.

Jadi bersegeralah, bangun kesadaran untuk membaca dan membuang yang tak berguna. Jangan sampai kita salah penasaran, lalu kehilangan kehidupan.

Sungguh hidup yang begitu indah ini tak boleh kita ubah menjadi hidup yang jauh dari berkah. Karena hanya manusia yang bisa terperosok dalam kezaliman. Allah SWT tak sedikit pun berbuat zalim. Lalu bagaimana?

Caranya kuatkan tradisi Iqra’, membaca dan read dengan sebenar-benarnya, yakni dengan “Bismirabbik”.*

Mas Imam Nawawi