Manusia secara umum akan cenderung menilai apapun dari kebiasaannya. Termasuk ketika manusia biasa bekerja, kemudian tidak bekerja, karena pensiun atau hal lain, pasti merasa gusar. Oleh karena itu menemukan makna hidup adalah kunci penting untuk kehidupan dengan hati yang tenang.
Orang yang menemukan makna hidup cenderung akan tetap optimis, merasa punya arti dan tetap dapat berkontribusi. Dan, sisi yang menarik, kepribadiannya semakin kuat sedangkan religiusitas atau spiritualitasnya juga meningkat.
Dalam sebuah jurnal Psikologi saya menemukan temuan bahwa orang yang punya makna hidup, kesehariannya akan lebih bahagia, lebih puas (syukur). Sisi lain ia akan sangat rendah untuk terkena depresi.
Sisi yang menarik lagi adalah orang yang demikian akan memiliki kecerdasan emosi, tetap konsisten melakukan hal baik dan memahami kebermaknaan. Dan, semua itu berpengaruh terhadap kesehatan seseorang.
Apa itu Makna Hidup?
Steger, profesor di Colorado State University dan menjadi Direktur di Center for Meaning & Purpose, memberikan penjelasan makna hidup itu ada dalam tiga jenis.
Pertama, purpose centered definitions. Ini menjelaskan bahwa setiap orang punya tujuan hidup dan nilai-nilai personal. Dengan itu seseorang memiliki motivasi dalam menjalani kehidupan sesuai tujuannya.
Kedua, significance-centered definitions. Yaitu orang yang memperoleh makna hidup ketika dapat memahami informasi atau pesan yang ia peroleh dalam hidup. Artinya ia aktif menerjemahkan pengalaman hidupnya, sehingga semakin yakin akan tujuan hidupnya.
Ketiga, multifaceted definitions. Ini adalah kombinasi dimensi afeksi dengan motivasi dan kognisi.
Pandangan Ulama
Imam Al-Ghazali pernah berkata, “Hidup yang hakiki adalah hidup yang terhubung dengan Allah. Jika hati jauh dari-Nya, maka ia seperti jasad tanpa ruh.”
Pesan ini menegaskan bahwa tujuan tertinggi manusia bukan sekadar mencari kepuasan duniawi, melainkan menemukan kedekatan dengan Sang Pencipta. Inilah makna hidup yang sesungguhnya.
Sementara Ibn Qayyim Al-Jauziyyah mengingatkan, “Kebahagiaan sejati adalah ketika hati tenteram dengan mengenal Allah, jiwa menjadi kuat dengan mencintai-Nya, dan amal menjadi ringan karena mengharap ridha-Nya.”
Kalimat ini menggambarkan bahwa makna hidup tidak pernah lepas dari dimensi ibadah, cinta, dan harapan yang menautkan manusia kepada Allah. Bahkan semua yang kita lakukan, kita niatkan untuk ibadah kepada-Nya.
Dari refleksi para ulama ini, kita memahami bahwa makna hidup sejati bukan sekadar konsep filosofis. Ia adalah energi spiritual yang menghidupkan hati, menguatkan jiwa, dan menuntun setiap langkah agar bernilai abadi.
Inilah bagian dari penjelasan mengapa Islam mendorong kita benar-benar berupaya dan konsentrasi untuk beramal dengan sebaik-baiknya. Dan, siapa memahami itu, maka seseorang telah mengerti apa makna hidupnya dalam dunia yang fana ini.*


