Mas Imam Nawawi

- Opini

Siap Mengemban Amanah: Kunci Pemimpin Sukses Bertanggung Jawab

Amanah. Satu kata yang sering kita dengar, namun kata ini sungguh sarat akan makna. Artikel ini mengulas tema “Siap Mengemban Amanah”. Ini adalah sebuah refleksi tentang kesiapan kita memikul sebuah kepercayaan. Amanah bukanlah tugas biasa yang bisa dianggap ringan. Ia adalah inti dari integritas dan eksistensi kita. Kesiapan total dalam memikul tanggung jawab, baik kecil […]

Siap Mengemban Amanah

Amanah. Satu kata yang sering kita dengar, namun kata ini sungguh sarat akan makna. Artikel ini mengulas tema “Siap Mengemban Amanah”. Ini adalah sebuah refleksi tentang kesiapan kita memikul sebuah kepercayaan.

Amanah bukanlah tugas biasa yang bisa dianggap ringan. Ia adalah inti dari integritas dan eksistensi kita. Kesiapan total dalam memikul tanggung jawab, baik kecil maupun besar, menjadi fondasi utama pembentukan karakter yang kokoh.

Amanah mencakup tanggung jawab kepada Allah, kepada sesama manusia dan kepada diri sendiri. Dalam hal ini semakin orang amanah artinya semakin ia komprehensif dalam mengembang tanggung jawab.

Oleh karena itu penting kita memahami amanah dengan kesiapan dan kesungguhan penuh. Kita tidak bisa menjalankannya setengah hati. Rois ‘Am Hidayatullah, Ust. Abdurrahman Muhammad, dalam sesi akhir Munas VI memberikan definisi yang tajam. Beliau berkata, “Amanah adalah tanggung jawab.”

Maknanya sangat jelas. Saat kita menerima amanah, kita sedang menerima sebuah beban yang wajib ditunaikan. Ini menuntut keseriusan. Kita tidak bisa lagi bersikap santai atau menunda-nunda pekerjaan. Kesiapan berarti kita sadar penuh akan segala konsekuensi. Kita paham ada hak orang lain yang bergantung pada tindakan kita.

Amanah Kepemimpinan

Dalam praktiknya, amanah sangat identik dengan kepemimpinan. Keduanya seperti dua sisi mata uang yang tidak mungkin dipisahkan.

Setiap kita pada dasarnya adalah pemimpin. Yang mana kita mesti bisa memimpin diri sendiri. Bahkan kita harus mampu memimpin keluarga.

Lebih jauh kita dalam dunia kerja juga kudu dapat memimpin tim kerja. Oleh karena itu, bicara amanah pasti akan selalu bersinggungan dengan kepemimpinan.

Kepemimpinan itu sendiri adalah hal yang krusial. Apa arti krusial? Krusial berarti sesuatu yang sangat penting, genting, atau bersifat menentukan.

Ia adalah titik kritis yang menjadi penentu antara kegagalan atau keberhasilan. Korelasinya dengan kepemimpinan sangat erat.

Seorang pemimpin memegang amanah kolektif. Keputusannya berdampak langsung pada nasib banyak orang. Jika pemimpin gagal, dampaknya bisa sistemik. Organisasi bisa hancur. Inilah mengapa kepemimpinan menjadi faktor penentu.

Sebab secara teori kepemimpinan adalah tentang seseorang bisa mempengaruhi orang lain, memotivasi orang lain demi tujuan bersama. Dalam konteks ini seorang pemimpin mesti bisa menjadi teladan.

Teladan itu tak harus menjadi sosok sempurna, melainkan pribadi yang siap bekerja keras, terus memperbaiki diri. Kemudian pemimpin juga mampu mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol semua berjalan dengan baik, sesuai dengan arah kebijakan.

Dan, kata Ust. Abdurrahman Muhammad untuk bisa begitu kita harus lebih banyak tahu tentang kebaikan orang lain daripada mengetahui satu keburukan orang dan terus kita “bedah” setiap hari.

Sikap Terbaik

Lalu, bagaimana sikap terbaik kita? Kita harus serius dalam menjalankannya. Kita wajib ikhlas, membersihkan niat hanya untuk kebaikan. Selain itu, kita perlu bertindak adil dan jujur.

Adil dalam menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Jujur dalam perkataan dan perbuatan. Keempat sikap inilah pilar sejati penyangga amanah.

Mas Imam Nawawi