Dalam satu kesempatan, seorang kolega menuturkan satu ungkapan yang ia merasa bingung. “Soal wibawa,” katanya. Saya pernah dengar bahwa agar tampak berwibawa sebagai pemimpin kita cukup tampil sok pintar saja. “Apakah ungkapan itu benar, Mas Imam,” ucapnya kepadaku.
Mendengar itu saya berhenti sejenak. Coba menarik napas lebih dalam. Untuk berwibawa kita harus bergaya sok pintar. “Secara logika, ungkapan itu rancu. Karena orang berwibawa tak perlu mencari-cari sensasi,” ucapku.
“Terus bagaimana?” Ia mengejarku untuk segera mendapatkan jawaban.
Hargai Orang Lain
Saya pun teringat pada cerita seorang senior. Bahwa untuk berwibawa kita perlu tampil otentik, apa adanya. Jangan membuat-buat sikap, apalagi gaya palsu.
Lebih jauh saya juga bertemu karya Dale Carnegie yang berjudul “How To Win Friends & Influence People”.
Ia menjelaskan bahwa selama seseorang mengerti dan menjalani hukum pergaulan, yakni selalu berusaha membuat roang lain merasa penting, merasa berharga, maka kita akan memperoleh wibawa.
Gus Baha juga pernah menegaskan hal yang sangat penting kita lakukan. Yakni selalu berjuang untuk bisa menilai orang lain lebih baik dari kita sendiri. Tujuannya agar kita terbebas dari ujub dan sombong. Mudah sekali merendahkan orang lain.
Dan, William James juga berkata: “Prinsip terdalam dalam alam manusia adalah keinginan untuk dihargai.”
Semua Memantul Pada Hidup Kita
Alquran lebih tegas lagi memberikan penekanan.
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri.” (QS. Al-Isra: 7).
Artinya, wibawa sebenarnya bukan hal yang bisa kita paksakan. Wibawa adalah buah atau pantulan dari sikap kita sendiri.
Semakin kita bisa berbuat baik kepada orang lain: dengan menghargai, menghormati, maka kita akan semakin berwibawa.
Namun lebih dalam dalam tinjauan psikologi sosial, wibawa adalah daya pengaruh yang lahir dari kombinasi kompetensi, integritas, dan ketenangan emosi, sehingga orang cenderung mengikuti tanpa paksaan.
Ia berbeda dari “ditakuti”; wibawa membuat orang segan sekaligus nyaman karena merasa aman, adil, dan jelas batas-batasnya. Semoga kita bisa menjadi insan yang berwibawa.*