Kurang bukti apa kalau syariah Islam itu indah? Melalui perintah zakat, infak dan sedekah, umat Islam selalu mampu hadir, memberikan pertolongan kepada yang memerlukan. Itu fakta!
Sebagaimana kita ketahui, hujan deras yang mengguyur Kota Medan pada 27 November 2024 membawa duka mendalam.
Luapan air dari Sungai Seruai Amplas, Sungai Deli, Sungai Babura, dan Sungai Belawan Kampung Lalang merendam ratusan rumah.
Banyak keluarga kehilangan tempat tinggal, memaksa mereka mengungsi dalam kondisi serba terbatas.
Bencana ini bukan hanya cerita tentang air yang meluap. Ini adalah ujian bagi kemanusiaan.
Pada kondisi inilah zakat, infak, dan sedekah memainkan peran penting.
Laznas Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Sumatera Utara bergerak cepat membantu warga terdampak. Tim BMH mendistribusikan makanan siap saji, air mineral, dan bantuan kebersihan untuk memenuhi kebutuhan mendesak korban.
Jembatan Harapan
Di lokasi-lokasi terdampak, seperti Jalan Karya Jaya dan Gang Kenangan, air menghancurkan harta benda warga.
Farida Hanum, seorang nenek berusia 63 tahun, berbagi kisah pilu.
“Airnya tinggi sampai di atas pintu. Rumah penuh lumpur, kulkas sampai di atas meja,” ujarnya.
Namun, bantuan dari BMH dan donatur menjadi secercah harapan di tengah keterpurukan.
Oleh karena itu berdasarkan secuil fakta itu, kita dapat melihat bahwa zakat, infak, dan sedekah bukan sekadar kewajiban agama. Tetapi juga kebutuhan sosial.
Menurut teori distributive justice, bantuan berbasis amal ini adalah cara untuk menciptakan keseimbangan sosial.
Saat situasi bencana melanda, zakat menjadi alat redistribusi kekayaan yang mampu menjawab kebutuhan darurat korban.
Hal yang patut kita perhatikan adalah menggunakan dana zakat untuk penanggulangan bencana sejalan dengan semangat memelihara jiwa manusia.
Dalam kata yang lain itu menunjukkan bahwa agama memiliki kontribusi positif bagi kemanusiaan, meskipun seringkali agama dituduh sebagai sumber konflik dan kekerasan.
Baca Juga: Perlunya Memahami Zakat Harta
Pada akhirnya kita bisa merenung bahwa bencana mengingatkan kita akan kedermawanan. Dan, itu bukan hanya soal angka. Kedermawanan adalah bukti keimanan, sekaligus pembangkit harapan yang mampu mengubah duka menjadi semangat untuk bangkit.
Terus Berbagi
Sebagai umat, kita diajak untuk terus peduli dan berbagi. Karena di tengah ujian, zakat, infak, dan sedekah adalah cahaya yang menerangi jalan bagi mereka yang membutuhkan.
Rasulullah SAW bersabda, “Bersegeralah bersedekah, sebab bala bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah. Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah. Obatilah penyakitmu dengan sedekah. Sedekah itu sesuatu yang ajaib. Sedekah menolak 70 macam bala dan bencana, dan yang paling ringan adalah penyakit kusta dan sopak (vitiligo).” (HR. At-Thabrani).
Mari bersama salurkan kepedulian kita, membantu mereka yang sedang berjuang kembali berdiri.
Cukup buka link donasi dari Laznas BMH, sedekah dan infak bahkan zakat Anda akan memberi penguatan terhadap aliran kebaikan yang tengah berlangsung di lapangan.*