Weekend, alias hari Sabtu dan Minggu sering orang habiskan dengan cara biasa. Mungkin sebagian besar ada yang “tekun” scroll media sosial, menonton drama tanpa henti, atau sekadar mengeluh karena malas bergerak.
Padahal, dua hari ini bisa jadi momentum untuk membentuk versi diri yang lebih baik—tanpa tekanan, tanpa drama, hanya langkah kecil yang bertahap.
Kecil Tapi Pasti: Optimasi Waktu dengan SMART Goals
Saya pernah bertanya pada diri sendiri: “Apa yang bisa saya lakukan selama 30 menit setiap weekend untuk tumbuh?”
Jawabannya sederhana: membaca buku, menyelesaikan satu episode podcast edukatif, atau bahkan menulis refleksi harian.
Metode SMART Goals (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound) bisa kita jalankan. Karena sejatinya metode ini bukan hanya untuk pekerjaan. Lebih dari itu kita bisa ciptakan metode sendiri yang membuat kita nyaman.
Saat weekend, saya menetapkan target. “Hari ini, saya akan membaca buku sampai paham, dapat intisarinya.”
Kemudian “Membaca dan menghayati ayat Al-Qur’an dengan tafsirnya.”
Jadi, tak perlu besar, yang penting konsisten. Seperti tetesan air yang terus mengalir, sedikit demi sedikit akan mengikis batu.
Lebih dari itu targetkan yang substansi. Misalnya, substansi membaca apa, memahami, mengembangkan pemikiran dan menguatkan kepribadian. Maka, bukan jumlah halaman yang harus kita kejar.
Bersihkan Gangguan, Seperti Membersihkan Sampah di Ruang Tamu
Pernahkah kita merasa “tercekik” oleh notifikasi grup WhatsApp yang tak berujung?
Atau tiba-tiba scroll IG padahal ingin menyelesaikan tugas?
Sebagian anak muda begitu ceritanya.
Di sinilah Matriks Eisenhower bekerja: pilah aktivitas menjadi empat kuadran—penting & mendesak, penting & tidak mendesak, dll.
Saat weekend, saya fokus pada kuadran kedua: hal penting yang tidak mendesak, seperti belajar dari buku hingga film atau merancang proyek pribadi.
Sementara aktivitas “tidak penting & tidak mendesak” (like endless scrolling) saya hapus.
Bahkan, saya sempat “berpuasa” media sosial selama 48 jam. Hasilnya? Pikiran terasa lebih ringan, ide lebih jernih.
Isi Waktu Luang dengan Podcast yang Bikin Mikir
Ada momen dimana tangan sibuk mencuci piring, tapi pikiran “menganggur”.
Alih-alih membiarkannya kosong, saya memilih menyimak podcast. Tapi tidak sembarang podcast—narasumbernya harus ahli, topiknya relevan dengan minat saya, seperti sejarah atau pengembangan diri.
Sistematis: Kunci Mudah Menulis, Belajar, atau Berkarya
Saya pernah mengumpulkan catatan bacaan mingguan, lalu mengolahnya menjadi artikel. Hasilnya? Tidak perlu memeras otak di menit-menit terakhir.
Sistematis seperti ini membuat proses kreatif terasa alami.
Bayangkan, jika setiap weekend kita menyisihkan waktu untuk mencatat ide, mengumpulkan referensi, atau merancang proyek, maka pekerjaan yang tadinya menumpuk bisa selesai tanpa stres.
Membaca: Kunci Awal dan Akhir Peradaban
Pernah bertanya mengapa perintah pertama dalam Al-Qur’an adalah “Iqra’ (bacalah)”?
Karena membaca adalah gerbang menuju kesadaran. Saat membaca, kita tidak hanya menyerap informasi, tetapi juga melatih kemampuan berpikir kritis dan imajinasi.
Weekend bisa menjadi waktu untuk membuka kitab suci, novel favorit, atau buku non-fiksi.
Tidak perlu menargetkan selesai dalam sehari. Cukup satu bab, atau bahkan satu halaman. Yang penting, kita terus bergerak maju.
Jadikan Waktu sebagai Sahabat, Bukan Musuh
Optimasi waktu bukan tentang mengisi setiap menit dengan aktivitas. Ini tentang memilih dengan sengaja apa yang layak mendapat tempat di hidup kita.
Jadi, saat weekend tiba, cobalah:
1. Matikan notifikasi yang tidak penting.
2. Buka buku yang sudah lama mengumpul debu.
3. Dengarkan podcast yang memicu rasa ingin tahu.
4. Catat satu hal baru yang dipelajari hari ini.
Mungkin hasilnya tidak terlihat besok atau lusa. Tapi percayalah, lima tahun lagi, kita akan bersyukur pada diri sendiri yang hari ini berani mengambil langkah kecil.
Sebab, seperti kata pepatah: “Pohon besar dimulai dari biji kecil yang sabar menunggu waktu.”
(Penulis adalah founder www.masimamnawawi.com, platform literasi yang percaya membaca adalah jalan menuju kemampuan berpikir progresif. Ikuti Saluran WA di SINI)