Home Kajian Utama Wanita Mulia Hebat dan Luar Biasa dalam Islam
Wanita Mulia Hebat dan Luar Biasa dalam Islam

Wanita Mulia Hebat dan Luar Biasa dalam Islam

by Imam Nawawi

Wanita sungguh mulia, hebat dan luar biasa dalam Islam. Termasuk mereka yang menjadikan Islam sebagai jalan hidup.

Dalam buku “Buya Hamka Berbicara Perempuan” termaktub nama-nama wanita mulia dalam Islam.

Seperti Ummu Yasir, ibu dari Ammar bin Yasir, seorang syahidah pertama yang meninggal dunia akibat penyiksaan yang luar biasa tidak berperikemanusiaan.

Pada masa Nabi juga ada seorang wanita yang datang kepada Rasul SAW yang bertanya perihal perilaku suami yang aniaya terhadap dirinya.

Baca Juga: Wanita Islam Australia yang Cerah Mencerahkan

Kemudian ada juga wanita bernama Asiah, istri Fir’aun yang mengangkat Nabi Musa kecil sebagai anak.

Istri Nabi Ibrahim, Sarah. Kemudian kakak dari Nabi Musa yang perempuan, tangguh menjalankan perintah sang ibu agar mengintip-intinp kemana hanyut adiknya Musa yang ada dalam aliran Sungai Nil.

Tugas yang Sama

Pria dan wanita dalam Islam memiliki tugas yang sama, utamanya dalam hal amar ma’ruf nahi munkar.

Hal itu karena pria dan wanita hakikatnya adalah saling melengkapi. Jadi tidak ada hak pria mengintimidasi wanita atau sebaliknya.

Ketangguhan Wanita

Wanita dalam sejarah memiliki kekuatan luar biasa, yakni ketangguhan.

Itulah yang dapat kita lihat dari sosok Khadijah ra, istri pertama Nabi Muhammad SAW.

Ketika Rasulullah baru saja menerima wahyu pertama, badannya menggigil, perasaannya tidak kuat dan beragam rasa takut hinggap.

Sampai-sampai kepada Khadijah ra, Nabi berkata, “Saya rasanya seperti akan gila.”

Khadijah berkata kepada Nabi, “Tidak, engkau tidak akan gila! Allah sekali-kali tidak mengecewakan engkau selama-lamanya, sebab engkau adalah orang yang selalu menghubungkan silaturrahim, kasih dan sayang kepada siapa saja.

Engkau adalah orang yang sudi memikul tanggungjawab berat untuk keuargamu.

Engkau adalah seorang yang berusaha mencarikan apa yang tidak ada, dan engkau adalah seorang yang selalu menolong orang lain dalam menghadapi segala kesukaran hidup.”

Atas fakta itu, Buya Hamka menulis, “Besar sekali kesan ucapan Khadijah tersebut daam membangkitkan jiwa Muhammad untuk memikul tanggung jawab yang diletakkan Allah di atas pundak beliau.”

Pembawa Solusi

Wanita juga mampu hadir sebagai pembawa solusi. Seperti yang Ummu Salamah, istri Nabi SAW lakukan.

Ketika itu baru saja perjanjian Hudaibiyah disepakati. Naik haji harus mundur sampai tahun depan.

Umat Islam harus kembali ke Madinah, karena itu pakaian ihram ditanggali dan dam (denda), dan harus potong rambut.

Setelah perintah itu keluar dari Rasulullah SAW semua tampak enggan. Nyaris Rasulullah SAW marah.

Ummu Saamah menarik tangan Rasulullah SAW ke daam khaimah dengan wajah yang tenang untuk meredakan kemarahan beliau.

“Janganlah engkau marah, ya, Rasulullah! Engkau muai saja sendiri. Segera sekarang juga engkau keluar, engkau gunting rambutmu, sembelih binatang dendaanmu, kemudian tanggalkan pakaian ihrammu dengan tidak usah bicara lagi!”

Melihat itu, maka semua sahabat mengikuti, muai memotong rambut, menyembelih dan menukar pakaian.

Narasi Wanita

Sungguh belakangan kita sangat prihatin ketika wanita dalam kehidupan modern justru mendapat perlakuan tak semestinya.

Bangsa Indonesia harus membangkitkan narasi wanita, perihal betapa wanita juga hebat, berkontribusi dan berjasa besar dalam banyak hal.

Baca Lagi: Timing Kemenangan Peradaban

Apalagi kalau berbicara peradaban, generasi bahkan masa depan negara. Hanya ketika perempuan berakhlak, moral dan kemajuan mental-spiritual suatu bangsa akan kokoh dan berpengaruh.

Sebaliknya, ketika wanitanya lemah dan hanya menjadi pihak yang tidak kompeten, maka masa depan bangsa dan negara juga jadi taruhan.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment