Waktu itu bak sungai. Ia tak pernah berhenti mengalir, membawa kita pada perjalanan tanpa henti. Tepat jika orang mengatakan waktu adalah sang pemahat peran hidup.
Bagaimana tidak, dalam setiap riaknya, ia memahat peran-peran baru dalam hidup kita, mengubah kita dari satu fase ke fase berikutnya, kadang tanpa kita sadari.
Inilah mengapa memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin bukanlah sekadar nasihat klise, melainkan sebuah keharusan.
Dulu, kita mungkin seorang remaja yang riang, hanya memikirkan kesenangan hari ini. Namun, seiring berjalannya waktu, tanpa terasa kita telah bertransformasi menjadi ayah atau ibu, memikul tanggung jawab baru yang tak terbayangkan sebelumnya.
Tubuh yang dulu lincah kini tak lagi muda, rambut mulai memutih, dan pandangan hidup pun turut mendalam.
Dalam dunia politik kita juga bisa melihat, dahulu ada orang punya kewenangan besar dalam pemerintahan. Namun, setelah 5 tahun berlalu, otoritas itu terkikis, hilang dan akhirnya tersingkir.
Orang yang seperti itu biasanya gagal memanfaatkan waktu. Jabatan tidak ia gunakan untuk mengabdi. Tapi malah dijadikan kendaraan untuk pencitraan dirinya sendiri. Akibatnya ia abai terhadap tata kelola dan menjadi pemicu berbagai macam konflik terjadi.
Mengalirkan Kehidupan, Memahat Peran
Perubahan ini adalah bukti nyata bagaimana waktu mengalirkan kehidupan dan memberikan kita peran yang beragam.
Bukan hanya tentang usia, tetapi juga tentang pertumbuhan, pembelajaran, dan kontribusi.
Setiap detik yang berlalu adalah kesempatan untuk beradaptasi, berinovasi, dan meninggalkan jejak.
Dalam bahasa iman, bagaimana kita bisa semakin baik amal, kian senang beramal saleh. Dahulu mungkin kita senang begadang. Itu kini kita ubah menjadi senang shalat malam.
Langkah itu mutlak kita butuhkan. Karena Nabi SAW bersabda, orang yang terbaik adalah: “Orang yang panjang umurnya dan baik amalannya.” (HR. Tirmidzi).
Memanfaatkan Waktu untuk Legacy Bermakna
Oleh karena itu, jangan biarkan waktu berlalu begitu saja tanpa makna.
Sadarilah bahwa setiap fase hidup membawa peluang unik untuk belajar, berkembang, dan memberikan dampak. Entah sebagai pelajar, pekerja, orang tua, atau anggota masyarakat, setiap peran kita memiliki nilai dan potensi.
Maka, selagi napas masih berembus dan kesempatan masih ada, gunakanlah waktu kita dengan bijak.
Jadilah pemahat peran kita sendiri, bukan sekadar mengikuti arus. Apa yang ingin kita capai?
Saya senang menulis. Karena dengan menulis saya akan terus mentradisikan membaca. Kemudian dengan tulisan saya bisa bersilaturahmi dengan banyak orang. Jika kemudian ada yang terinspirasi apalagi tergerak dalam kebaikan karena tulisan itu, maka sungguh itu adalah satu kebaikan besar. Saya meyakini itu dan saya pun melakukan itu, setiap hari.
Bagaimana kita ingin punya legacy? Waktu tidak akan menunggu. Ia terus bergulir, dan begitulah seharusnya peran kita: mengalir, bertumbuh, dan memberi makna.
Puncak dari kesadaran waktu adalah apa yang kita lakukan sekarang. Hal itulah yang akan membentuk masa depan, memastikan peran kebaikan ke depan semakin terbuka atau kian terkikis!*