Home Kisah Waktu itu Adalah Nafas dan Hidup Kita
Waktu itu Adalah Nafas dan Hidup Kita

Waktu itu Adalah Nafas dan Hidup Kita

by Imam Nawawi

Sejak sore, saya memang telah membuat rencana dalam kepala, bahwa hari ini saya harus bisa menulis 3 artikel. Alhamdulillah tercapai. Karena bagi saya menulis adalah bentuk syukur kepada Allah atas karunia waktu dan kesehatan. Nah, setelah live di Instagram, saya ketemu ide bahwa waktu itu hakikatnya adalah nafas dan hidup kita sendiri.

Pertanyaanya pasti sudah terang, kenapa bisa begitu?

Waktu pada dasarnya adalah garis atau titik-titik yang menghubungkan kita dari sekarang ke nanti, bahkan dari kemarin ke hari ini dan insha Allah besok. Artinya waktu itu adalah tentang kehidupan diri kita sendiri.

Ahmad adalah anak yang baik, rajin dan tanggung jawab. Darimana orang menilai Ahmad seperti itu? Dari perjalanan waktu.

Kalau kita tarik ke dunia politik jadinya begini, Capres X adalah sosok yang bisa membawa Indonesia maju. Karena kala jadi G ia berhasil membahagiakan warganya.

Baca Juga: Pergantian Tahun Apa yang Perlu Dirayakan?

Itulah esensi waktu, bentuk nyata nafas dan penguat karakter diri seseorang.

Produktif

Allah SWT memberikan setiap orang kesempatan bernama waktu agar punya produktivitas tinggi dalam kehidupan.

Sewaktu orang Jawa dan Melayu belum mengenal Islam, kata Prof Hamid Fahmy Zarkasyi, mereka hanya mengenal hari itu dua, siang dan malam.

Begitu Islam datang dan membentuk worldview mereka, waktu menjadi lebih rinci. Ada Shubuh hingga Isya yang menjadikan orang Melayu dan Jawa kala itu jauh lebih produktif dan teratur pola hidupnya dengan penerapan syariah Islam.

Dan, dalam waktu setiap orang akan bertemu kesempatan, kejadian dan tentu saja perubahan. Orang yang malas akhirnya menjadi rugi dan benar-benar tidak beruntung. Orang yang rajin juga akhirnya dengan izin Allah menjadi lebih baik, bahagia dan sangat beruntung.

Karena orang yang paham esensi waktu dia akan membentuk perilaku dan beramal baik. Lebih jauh ia punya plan yang jelas, kapan bekerja, istirahat, makan dan tidur. Itulah kenapa saat kita dalam kegiatan ada istilah Isoma (istirahat, sholat dan makan).

2024

Dengan demikian pilihan sadar yang harus ada dalam hati kita adalah menyambut 2024 dengan produktivitas tinggi.

Baik dalam hal profesionalisme (bekerja) maupun sebagai hamba Allah (beribadah), sekaligus sebagai khalifah Allah (berkontribusi bagi pembangunan) secara maksimal.

Baca Lagi: Memahami Kembali Makna Waktu

Apa kesempatan yang pada 2024 tersaji, segera kita tangkap dengan baik. Kemudian menindaklanjutinya dengan komitmen tinggi.

Dan, hal-hal yang pada 2023 belum berhasil kita capai, padahal itu adalah hal penting, seperti menulis buku, atau membuat film dan lain sebagainya, mari bawa ke 2024 dengan etos yang lebih tinggi.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment