Akhlak selama ini mungkin orang memahami sebatas “attitude” dalam pergaulan. Namun sejatinya akhlak adalah penentu segalanya, termasuk kemenangan. Persis seperti yang belakangan viral, satu viral yang tak biasa, viral akhlak.
Video yang beredar viral dengan Coach Bima Sakti menuturkan perihal bagaimana ia menekankan akhlak pada skuad Timnas U-16 hingga juara, menjadi satu pembuktian terkini.
Baca Juga: Gaung Revolusi Akhlak
Seakan-akan Allah menghendaki umat Islam Indonesia sadar, bahwa akhlak adalah pondasi untuk meraih apapun, termasuk kemenangan.
Tumbangnya Islam di Abad VII H
Ketika sebuah kaum tidak lagi memerhatikan akhlak dengan baik, alamat kekalahan sudah dekat.
Kala itu, seperti uraian Prof. DR. Raghib As-Sirjani dalam bukunya “Sejarah Bangsa Tartar” yang menjadikan bangsa Tartar unggul dari umat Islam bukanlah karena umat Islam lemah. Tapi karena akhlak umat Islam yang jatuh.
“Faktanya, kesalahan utamanya bukanlah terletak pada strategi perang dan tehniknya, melainkan kesalahan yang bersumber dari akhlak.”
Hal itu bermula dari kesalahan kesadaran panglima Islam, Muhammad bin Khawarizmi Syah. Ia hanya memerhatikan keselamatan diri dan keluarga dan kerabat, dan mengabaikan kemanan rakyat.
“Ia lebih memprioritaskan penyelamatan harta benda dan kekayaannya dan kekayaan nenek moyangnya, akan tetapi mengabaikan potensi-potensi dan harta benda rakyatnya,” tutur As-Sirjani lebih lanjut.
Pendek kata, buruknya akhlak menjadikan umat Islam hanya berpikir individualisme, sehingga mudah sekali untuk berpecah belah, tercerai-berai dan kalah.
Mulai Bangun Jiwa
Memerhatikan dua fakta yang kontras tersebut, tugas kita sekarang adalah satu, mulai membangun jiwa umat, terutama generasi muda.
Kemenangan sejati ada pada akhlak. Jadi, jangan berpikir bahwa ego, ambisi yang negatif adalah bekal penting untuk meraih kemenangan. Mungkin bisa saja, tapi sifatnya sementara.
Kemenangan sejati sangat membutuhkan akhlak. Pernah suatu waktu Ustadz Zainuddin Musaddad di atas mimbar berkata, “Akhlak pertama dalam Islam itu adalah keberanian.”
Baca Lagi: Berpikir dan Berjiwa Besar
Keberanian menysaratkan dua hal utama. Pertama yakni ilmu berlandaskan iman. Kedua, amal berlandaskan ilmu.
Dengan demikian, ini saatnya umat Islam kembali pada satu fokus dan arus besar umat, yakni membangun kekuatan akhlak. Dalam bahasa Habib Riziq saatnya revolusi akhlak kita kobarkan bersama-sama.*