Usai postingan Podcast soal pasangan homo mendapat banyak kritik atau penolakan dari masyarakat, akhirnya Deddy Corbuzier hapus konten (video) itu dan minta maaf.
Deddy menyatakan bahwa pihaknya tidak mendukung kegiatan LGBT.
“Seperti biasa ketika gaduh di somed. Saya minta maaf. Kebetulan masih dalam suasana bulan Syawal,” tuturnya melalui Instagram.
Baca Juga: Apakah Radikal Selalu Islam?
Lebih lanjut ia menegaskan. “Sejak awal saya bilang tidak mendukung kegiatan LGBT. Saya hanya melihat mereka sebagai manusia. Hanya membuka fakta bahwa mereka ada di sekitar kita dan saya PRIBADI merasa tidak berhak men-judge mereka,” lanjutnya.
Pandangan Ketua MUI
Ketua Majelis Ulama Indoensia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH. Cholil Nafis memandang bahwa Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender (LGBT) adalah prilaku terlarang.
“Saya masih menganggap LGBT itu ketidaknormalan yang harus diobati bukan dibiarkan dengan dalih toleransi,” ujarnya melalui akun Twitter-nya @cholilnafis sebagaimana hidayatullah.com lansir.
Sementara itu tokoh muda Muslim Tanah Air, Felix Siauw memandang bahwa umat harus cerdas, terutama dalam melihat feonmena kemaksiatan yang berkemas modern, open minded, dan lainnya.
“Smart itu cerdas, cerdas itu memikirkan akhirat dengan manfaatin dunia, bukan jual akhirat untuk kepentingan dunia,” tuturnya.
Penolakan Selain Islam
Bukan hanya Islam yang memandang LGBT buruk. Agama lain pun, dalam hal ini Konghucu juga demikian.
Baca Lagi: Langkah Membaca untuk Memahami
Dalam kitab suci Konghuchu, sebagaimana lansir Republika, Wakil Ketua Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) Ulung Sendana mengatakan bahwa perkawinan hanya bisa dilaksanakan oleh laki-laki dan perempuan. Tujuannya yakni memuliakan Tuhan dan leluhur serta meneruskan keturunan.
Dengan demikian LGBT bukan hal biasa. Meski demikian agama memandang mereka yang LGBT harus mendapat sentuhan kasih sayang untuk sembuh dan kembali normal sebagaimana umumnya, tidak menyukai sesama jenis.*