Betapa beruntungnya umat dan bangsa Indonesia. Dalam segala peristiwa yang banyak orang mengelus dada, Allah kirimkan seorang ulama yang luar biasa.
Luar biasa nasihat-nasihatnya. Langsung menyentuh akal dan hati. Gus Baha adalah sosok yang benar-benar membawa obat dari ajaran Islam kepada banyak orang.
Metodenya dalam memahami substansi ajaran Islam termasuk tidak banyak ulama lain mampu menjangkaunya. Namun begitu mudah orang awam memahaminya dengan baik.
Baca Lagi: Berpikir itu Ibadah
Dan, tema yang beliau sampaikan kepada umat, tidak selalu pada masalah yang mendalam, tetapi juga kehidupan sehari-hari. Termasuk kala diri menghadapi tekanan hidup.
“Uzlah” Kalau Lelah
Gus Baha memberi nasihat. Jika diri merasa penat, baru bawaannya itu emosi, baru tidak suka kumpul orang. Itu ya, sebaiknya jangan jalan-jalan. Karena sunnahnya bertemu orang itu senyum, ceria.
Kalau diri ketika ketemu orang ingin sengak, ngomong tidak enak, karena terbawa emosi, maka sebaiknya “uzlah” (menutup diri).
Pesan Nabi SAW pada zaman akhir, kebaikan itu terkadang dengan meninggalkan pergaulan. Karena kalau bertemu orang lain terangsang berbicara tidak baik, maka “uzlah” lebih baik.
Lantas apa yang perlu dilakukan ketika “uzlah?” Tentu saja mendekat kepada Allah, banyak beribadah dan dzikir, sampai hati menjadi tenang dan hati siap bertemu siapapun dengan akhlak yang baik.
“Uzlah” Media Sosial
Mengingat sekarang adalah era digital, yang pergaulan tidak sebatas luring, tetapi juga daring, maka “uzlah” media sosial juga penting kita lakukan.
Apalagi kalau muncul perasaan ingin “curhat” atau bahkan “menyindir” orang lain melalui media sosial. Sebaiknya tahan dan lebih baik, tutup terlebih dahulu akun itu.
Terlebih kalau diri tidak puas dengan situasi yang berkembang secara politik, kejernihan berpikir sangat penting, sehingga tidak terjebak untuk memposting status yang tidak berfaedah apalagi merugikan orang lain.
“Uzlah” atau tepatnya dalam sehari-hari kita sebut “puasa” media sosial juga memberikan manfaat langsung.
Mulai dari dapat menurunkan tingkat stres, bisa lebih banyak istirahat, termasuk tidur, lebih produktif dan bisa lebih percaya diri, serta lebih bisa menikmati hidup.
Baca Lagi: Terbakar Emosi
Kalau baginda Nabi SAW, kala diri penat, lelah dan dalam tekanan, beliau “beristirahat” dengan sholat. Artinya ibadah, ingat kepada Allah Ta’ala.
Jadi, kalau ada rasa lelah menyapa kehidupan diri kita, “uzlah” adalah solusi. Dengan catatan “uzlah” itu mendorong kita lebih dekat kepada Allah, sehingga hati lebih tenang, akal lebih jernih dan waktu semakin berkah dengan produktivitas karya, walau sederhana.*