Home Kisah Ustadz Suwito Fatah Buka Jalan Anak Buruh Lepas Harian Belajar di Pesantren Al-Bayan
Ustadz Suwito Fatah Buka Jalan Anak Buruh Lepas Harian Belajar di Pesantren Al-Bayan

Ustadz Suwito Fatah Buka Jalan Anak Buruh Lepas Harian Belajar di Pesantren Al-Bayan

by Imam Nawawi

Namanya Ustadz Suwito Fatah. Pria murah senyum itu kini mendapat amanah sebagai Ketua Yayasan Kampus Utama Pesantren Al-Bayan Makassar. Terbaru ia punya cerita menarik, yakni membuka jalan anak seorang buruh lepas harian untuk bisa mencapai cita-cita hafal Alquran di Pesantren Al-Bayan Makassar.

Langkah Ustadz Witho (sapaan akrabnya) itu memang tidak mengejutkan. Terlebih kalau melihat kiprah sebelum menjadi pemimpin pesantren ia pernah mendapat amanah sebagai direktur di Laznas BMH.

Jadi jiwa peduli dan perhatiannya terhadap orang yang membutuhkan memang telah terasah.

Baca Juga: 3 Langkah Memulai Perubahan Diri

Indonesia butuh banyak sosok muda sepertinya. Cerdas, enerjik dan peduli terhadap yang membutuhkan, utamanya generasi umat, bangsa dan negara.

Telpon dari Buruh Lepas Harian

Kisahnya berawal dari sebuah telpon yang masuk ke handphone Ustadz Suwito Fatah (Rabu, 8/6/22).

“Siang tadi ketika masih tilawah di masjid, menelpon seorang bapak, mengkonfirmasi kalau anaknya ingin masuk tahfidz putri untuk jenjang SMP,” tuturnya.

“Nah, ternyata beliau seorang buruh lepas harian,” imbuhnya.

Sang bapak itu berani menelpon karena sehari sebelumnya sudah datang ke pesantren. Melihat anaknya semangat, bapak itu memberanikan diri menelpon Ustadz Suwito Fatah.

“Kemarin saya dari pondok, saya bawa anak saya dan dia mau sekolah di pesantren,” tuturnya seperti Ustadz Suwito Fatah tirukan.

Panjang lebar menceritakan keinginan anaknya masuk pondok melalui sambungan seluler. Namun pada akhirnya terhenti, karena tidak memiliki biaya.

Mendengar itu, Ketua Yayasan Al-Bayan Makassar itu berkata.

“Bapak datang saja ke pondok, saya tunggu.”

Masya Allah, tidak berselang lama bapak itu sampai di pondok.

“Bapak, bahwa memang untuk pendidikan dibutuhkan biaya dan itu juga satu bentuk tanggungjawab orangtua kepada anak. Persoalan kemudian ada subsidi atau pengurangan biaya itu menjadi hak pondok,” Ustadz berbicara lembut kepada sang bapak yang penuh harap itu.

“Akhirnya dengan pertimbangan dan data-data, pondok berikan subsidi untuk pengurangan biaya. Saya sampaikan insya Allah ada rejekinya untuk biaya sekolah anak. Alhamdulillah sepakat dengan pembayaran yang disubsidi,” tutur Ustadz Suwito Fatah, sumringah.

Jangan Berhenti Usaha

Kisah ini sangat menarik dan yang terpenting nyata dalam kehidupan.

Kita bisa mendapatkan pelajaran bahwa keterbatasan, utamanya secara finansial, hendaknya jangan menghambat cita-cita anak kita.

Bapak buruh lepas harian itu menjadi teladan bagaimana tidak berhenti berusaha.

Ustadz Suwit Fatah menjelaskan bahwa bapak itu adalah seorang ayah yang bekerja sebagai buruh di pabrik pembuatan kursi sofa dan bisa mengerjakan perbaikan kursi sofa.

Menyadari itu, kepekaan empowering seorang Ustadz Suwito Fatah langsung menyala.

“Maka langsung saya bawa melihatt kursi sofa di guest house yang sudah harus diperbaiki. Akhirnya disampaikan harga.”

“Tidak berhenti di situ, saya tanyakan apakah harga ini sesuai dengan pasar dan apa masih bisa turun. Lalu Disebutlah angka setelah dikurangi,” tuturnya.

Ajaib

“Masya Allah harga pembayaran perbaikan sofa ternyata cukup untuk membayar persiapan sekolah mulai dari seragam, lemari, kasur dan infaq pendidikan setelah mendapat pengurangan.

Baca Lagi: Cerita Bersama Tentang Cita-Cita

Sungguh tidak ada rencana sebelumnya untuk memberikan amanah perbaikan sofa, ternyata Allah gerakkan hati agar sofa itu mendapat sentuhan perbaikan dari sang bapak sehingga bisa membayarkan sekolah anaknya masuk pesantren.

Barakallahu, semoga keyakinan dan mujahadah untuk pendidikan anak, Allah bukakan rejeki dari arah yang tidak pernah manusia sangka-sangka,” urai Ustadz Suwito Fatah penuh kebahagiaan.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment