Belum usai upaya stabilisasi harga minyak goreng akibat kelangkaan, masyarakat kembali harus gigit jari dengan kenaikan harga daging sapi.
Media melansir bahwa mulai Senin sampai Jumat (28 Februari 2022 – 4 Maret 2022) pedagang daging sapi di Pasar Anyar, Kota Tangerang Banten akan melakukan aksi mogok.
Harapannya, aksi mogok itu mendorong pemerintah segera menstabilkan harga daging sapi yang terus mengalami kenaikan hingga Rp. 150 ribu per kilogram.
Baca Juga: “Bahaya” Banyak Komoditi Alami Kenaikan Harga
Kenaikan itu telah melampaui harga normal yaitu Rp. 120 ribu hingga Rp. 125 ribu per kilogram.
Penjelasan Kemendag
Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kementerian Perdagangan (Bapokting Kemendag) Isy Karim menjelaskan bahwa fakta itu relatif stabil.
“Kenaikan harga kedelai dan daging sapi ditengarai terjadi akibat adanya commodity super cycle yang terjadi di seluruh dunia,” katanya (24/2) seperti pemberitaan media.
Kemudian ia menambahkan bahwa dalam beberapa bulan ke depan kondisinya masih akan naik sebagai akibat dari harga sapi Australia yang mengalami kenaikan.
Masalah Berulang
Kenaikan harga seperti itu hampir terjadi setiap tahun. Januari 2021 hal seperti ini juga telah terjadi.
Sampai-sampai dalam kasus kala itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mempertemukan Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) dengan Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) terkait kenaikan harga daging sapi.
Dalam kata yang lain, pemerintah belum mengambil pelajaran dari pengalaman masa lalu, sehingga masalah kenaikan tersebut kembali terjadi saat ini.
Sebuah sumber menyebutkan konsumsi daging sapi dalam negeri memang terus meningkat. Sementara ketersediaan (produksi) tidak memadai. Akibatnya Indonesia menjadi negara importir daging sapi.
Baca Lagi: Viral Laptop Merah Putih
Keadaannya semakin buruk ketika harga daging sapi di pasar internasional pun cenderung turun, ternyata hal itu tidak mampu menekan kenaikan harga di pasar domestik.
Bagi kelas atas, kenaikan harga bukan masalah. Namun bagi kebanyakan rakyat ini permasalahan serius. Dan jika itu terjadi berarti soal bahan pangan bergizi akan terganggu.
Semoga pemerintah dapat segera mengambil tindakan tepat dan tidak saja pada soal stabilisasi harga saat ini tetapi juga mengurai kesenjangan produksi dan permintaan yang terus meningkat.*