Home Artikel Untuk Apa Terus Belajar?
Untuk Apa Terus Belajar?

Untuk Apa Terus Belajar?

by Imam Nawawi

Seseorang kadang semakin hari, merasa semakin tidak butuh dengan belajar. Merasa sudah lulus kuliah, asyik bekerja. Malah sebagian masih memandang belajar itu nanti kalau lanjut kuliah.

Belajar itu kata Nabi SAW dari buaian hingga liang lahat. Artinya, kapan dan dimana saja seseorang bisa belajar. Karena itu belajar perlu kita bedakan dengan sekolah atau kuliah.

Indonesia punya sosok yang seperti itu. KH. Agus Salim misalnya. Ia bukan jebolan kampus universitas, tapi jangan tanya kecerdasannya.

Buya Hamka pun demikian, tidak pernah mengenakan almamater sebuah perguruan tinggi. Tetapi lihat saja karya-karyanya.

Baca Juga: Buta Huruf Abad 21

Bahkan Rocky Gerung, ia ahli filsafat yang tak pernah kuliah doktoral. Ajaibnya, ia memberikan kuliah materi filsafat di pascasarjana. Tentu itu karena ia punya yang namanya kekuatan, yaitu ilmu.

Budaya Belajar

Orang tidak apa-apa menjadi doktor dan profesor. Tetapi siapa pun sangat bagus kalau tidak berhenti belajar. Apalagi memiliki budaya belajar. Masak budaya main handphone, terus ujungnya stress sendiri.

Lalu, apa yang perlu kita lakukan agar memiliki budaya belajar?

Pertama, sadari bahwa Islam itu senafas dengan ilmu. Orang mau bersyahadat syaratnya berilmu, menyaksikan, membaca, mengetahui, sehingga bersemangat memperjuangkan keimanan dalam hatinya (QS. 47: 19).

Kedua, alokasikan waktu untuk terus membaca, menulis, diskusi atau melakukan riset walaupun ringan. Ini membutuhkan komitmen tinggi.

Terkadang saya heran dengan anak muda yang ia punya handphone tapi saya tanya tentang M. Natsir, Buya Hamka, mereka tidak kenal. “Siapa mereka, Bang?” Malah mereka bertanya kembali kepada saya.

Ketiga, merencanakan pembelajaran yang menarik minat. Kalau kita bukan orang yang suka filsafat, maka jangan dahulu terburu-buru merencanakan belajar ilmu berpikir itu.

Ambil dan buatlah rencana belajar yang memungkinkan diri kita, semakin hari semakin senang membaca, menulis, dan lain sebagainya.

Minimal tiga hal itu ada dalam diri kita, maka kita akan memiliki budaya belajar.

Budaya belajar salah satu artinya adalah seperangkat nilai, praktik dan proses yang mengutamakan pendidikan, ilmu atau pun pengembangan wawasan dan cakrawala berpikir.

Terus Meningkat

Budaya belajar akan menjadikan kita masuk ke dalam lorong hidup yang mendorong diri terus belajar. Ya, belajar sepanjang hayat.

Baca Lagi: Pemuda Bisa

Kita tahu bahwa dengan belajar sepanjang hayat, seseorang akan terus mengalami peningkatan dalam hidupnya.

Ia akan mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi, tidak tertinggal dengan perkembangan budaya dan masyarakat dalam menghadapi tantangan masa depan.

Dan, yang utama, tidak jadi mangsa para penyebar hoax, cenderung selamat dari skenario penipuan, yang belakangan banyak masyarakat terjerat.

Mulai dari penipuan karena iming-iming hadiah, bahkan kemudahan mendapatkan pinjaman yang pembayarannya sangat mencekik.

Praktiknya simpel, apakah hari ini sudah membaca buku? Adakah hari ini berbincang dengan ahli ilmu? Minimal sekali, sudahkah hari ini mendengar paparan ahli tentang apapun, walau dari channel Youtube?*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment