Home Hikmah Umar Bangga Bersahabat dengan Umair bin Sa’ad Al-Anshari
Umar Bangga Bersahabat dengan Umair bin Sa'ad Al-Anshari

Umar Bangga Bersahabat dengan Umair bin Sa’ad Al-Anshari

by Imam Nawawi

Umar bin Khathab ra sangat bangga memiliki sahabat seperti Umair bin Sa’ad Al-Anshari.

Pada saat hari Umair wafat, usai mengantarkan jenazahnya ke pemakaman Baqi’ Umar bertanya kepada beberapa sahabatnya.

“Hendaknya kalian mengungkapkan apa angan-angan kalian, dalam kesempatan ini.”

Seorang lelaki berkata, “Saya berharap, saya punya uang, untuk membebaskan budak, segini dan segini.”

Sahabat lain berkata, “Saya berharap punya kekuatan fisik yang lebih, sehingga bisa menimba air zam-zam, untuk memberi minum para jama’ah haji.

Baca Juga: Hadapi Wabah dengan Beriman dan Beramal Sholeh

Umar bin Khattab ra kemudian berkata, “Saya berharap mempunyai sahabat seperti Umair bin Sa’ad, yang kemudian saya pinta dia menjadi pejabat untuk mengurus kepentingan kaum Muslimin.” (HR. Thabrani).

Hidup Sederhana

Umair bin Sa’ad Al-Anshari memang seorang sahabat baik Umar bin Khattab yang baik. Ketika Umair mendapat amanah jadi gubernur di Homs, ia tetap hidup sederhana.

Sejarah mencatat ia adalah pemimpin yang baik, adil dan jujur. Jadi, wajar kala Umair wafat, Umar sangat kehilangan.

Begitu hebat keteguhan hati Umair daam amanah sampai ia mendapat gear dari kaum Muslimin sebagai “Tokoh yang tiada duanya.”

Sejak pertama kali memeluk Islam, Umair menjadi ahli ibadah. Ia meninggalkan segala kemewahan dunia.

Sejak kecil Umair memang menunjukkan kecerdasan dan kemuliaan akhlak. Selain juga memang sosok yang amanah, jujur dan baik perilakunya.

Konon dari sosok Umair inilah Umar bin Khattab mengeluarkan sebuah pernyataan penting.

“Islam tak akan ditolak selagi pemimpinnya tegas. Pemimpin tegas bukan dengan cara kekerasan, melainkan dengan cara menegakkan kebenaran dan keadilan.”

Mujahid

Umair juga seorang mujahid. Ketika Rasulullah SAW hendak melakukan perang melawan Romawi di Tabuk, Umair tidak mau ketinggalan.

Padahal persiapan untuk perang ini tidak mudah. Jarak jauh, banyak penderitaan dan kuatnya musuh dan cuaca yang panas. Namun itu tak menyurutkan tekad Umair.

Akan tetapi, Umair gagal ikut karena tidak memiliki kendaraan yang menjadikan Rasulullah SAW tidak mengizinkannya bergabung.

Ungkapannya Umair

Ketika menjadi gubernur di Homs, Umair berkata kepada penduduk Homs.

“Wahai manusia, Islam adalah benteng yang kokoh dan gerbang yang kuat.

Benteng Islam adalah keadilan dan gerbangnya adalah kebenaran.

Jika benteng telah dihancurkan dan gerbang telah dirobohkan, maka perlindungan agama ini tidak ada lagi.

Islam akan senantiasa melindungi selagi kekuasaan tegak berdiri. Tegaknya kekuasaan bukanlah dengan cambukan dan sabetan pedang, akan tetapi dengan keadilan dan kebenaran.”

Baca Lagi: Berubah dengan Berkah di Pagi Hari

Demikianlah sekelumit kisah Umair bin Sa’ad. Semoga kita bertambah yakin bahwa dalam hidup ini yang membawa kebahagiaan adalah iman, amanah dan keberanian.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment