Manusia hidup di dunia pasti bertemu ujian. Karena itu harus sadar bahwa ujian hidup pasti ada. Oleh karena itu hadapilah secara bijaksana sebagaimana tuntunan Islam.
Dalam bahasa Arab, ujian itu bisa masuk dalam kata fitnah; jamaknya fitan. Yang artinya, ujian hidup dengan berbagai cobaan yang menghadang manusia.
Satu sumber fitnah yang besar ialah harta atau perekonomian.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya tiap-tiap ummat itu mempunyai fitnah dan fitnah ummatku adalah harta.” (HR. Tirmidzi).
Dalam bahasa Herman Soewardi sebagaimana termaktub dalam buku “Petunjuk Alquran Menghadapi Konflik Tokoh Masyarakat” karya Karyono Ibnu Ahmad dan M. Andri Setiawan, para pengusaha selalu mengalami kegelisahan hebat.
Kegelisahan itu akhirnya memunculkan kondisi 3-R. Yaitu Resah, Renggut, Rusak.
Resah adalah orang-orangnya. Renggut adalah pengrusakan SDA oleh manusia serakah. Dan, Rusak adalah kerusakan ekologis.
Ujian Harus Lulus
Namanya ujian berarti harus kita hadapi dengan tenang, cerdas dan cermat, sehingga bisa lulus. Bukan malah menghindari ujian.
Orang beriman apabila bertemu ujian akan mengatakan, “Kepada Allah-lah kami bertawakkal! Ya Tuhan kami; janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zalim.” (QS. Yunus: 85).
Ayat itu berbicara tentang kezaliman Firaun dan sikap orang yang beriman bersama Nabi Musa Alayhissalam.
Maknanya mereka khawatir menghadapi ujian kezaliman pemimpin.
Baca Juga: Tawakkal, Tenang dan Berbahagialah
Ya Allah, janganlah Engkau jadikan kami dibawah kekuasaan tentara Firaun yang kejam, sehingga dapat memaksa kami untuk keluar dari agama kami; dan selamatkanlah kami dengan rahmat-Mu yang luas, dari orang-orang yang mendustakan-Mu.”
Hal itu menandakan bahwa untuk lulus ujian kita harus mendekatkan diri kepada Allah, berdoa dan mengikuti petunjuk-Nya.
Ujian dalam Arti Fitnah
Kembali pada soal ujian pada makna fitnah dalam bahasa Arab. Fitnah juga berarti kekacauan, bencana, cobaan dan penyesatan.
Fitnah juga berupa berita bohong tentang seseorang atau sekelompok orang yang tidak sesuai dengan kenyataan atau kebenaran sehingga menimbulkan kekacauan, bencana dan kesesatan.
Itulah mengapa ada ungkapan fitnah lebih kejam dari pembunuhan (Al-Baqarah: 191).
Ujian Selesaikan dengan Tawakkal
Semua orang hidup pasti bertemu ujian, termasuk Nabi Muhammad SAW.
Oleh karena itu kunci menghadapi fitnah, ujian atau gangguan adalah tawakkal kepada Allah.
Sikap tawakkal itu hadir dengan sikap dan perbuatan yang baik, bertahan dalam kebenaran, tidak terprovokasi. Dengan begitu pancingan hawa nafsu dari pihak lain tidak membakar hawa nafsu diri kita sendiri.
“Dan mengapa kami tidak akan bertawakkal kepada Allah, sedangkan Dia telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh, akan tetap bersabar terhadap gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah saja orang yang bertawakkal berserah diri.” (QS. Ibrahim: 12).
Hadapi Semua dengan Senyuman
Jadi, kalau seseorang dalam kehidupan dunia mendapat fitnah, cemoohan, pengkerdilan, olok-olokan, atau bahkan kebencian yang telah menjelma dalam bentuk skenario jahat. Tetap tenang. Ada Allah, sebaik-baik pemberi balasan.
Lebih jauh kita harus kembali pada hakikat hidup sebagai hamba Allah. Harusnya yang lebih kita perhatikan adalah firman (kata-kata) Allah. Bukan kata-kata manusia, apalagi yang terbakar kebencian dan kebodohan.
Baca Lagi: Jangan Cancel Doamu
Sebab sebuah kapal akan terus berlayar dengan baik selama masih berada di atas air laut. Tetapi, begitu ada lubang dan air laut masuk, maka kapal itu akan tenggelam, cepat atau lambat.
Maknanya adalah, kalau ucapan jelek orang lain kita masukkan dalam hati. Maka itu sama dengan seorang nahkoda memasukkan air laut terus-menerus ke dalam kapal. Jangankan sampai pada tujuan, kapal akan segera karam dalam perjalanan.*