Orang sekarang mulai sangat senang dengan istilah tumbuh dan menumbuhkan pola pikir. Saya tertarik dengan ungkapan kita bisa tumbuh setiap hari.
Tentu saja yang tumbuh setiap hari adalah tentang pola pikir. Dalam buku Grit karya Angela Duckworth saya menemukan sebuah konsep menarik akan hal itu.
Ia membagi pola pikir menjadi dua. Pertama, pola pikir tetap. Kedua, pola pikir tumbuh.
Orang yang menggunakan pola pikir tetap, biasanya akan mudah pesimis dan merasa hidup akan berada dalam situasi dan kondisi penuh kemalangan.
Sebaliknya, orang yang menggunakan pola pikir tumbuh, dia akan optimis mampu menghadapi kemalangan. Ia bahkan akan mampu menyusun kata-kata yang penting bagi dirinya sendiri untuk selalu optimis. Dan, hasilnya orang yang demikian akan memiliki kegigihan dalam menghadapi tantangan sekaligus kemalangan.
Dan bagi Angela, rahasia meraih prestasi atau capaian besar, bukan karena bakat, tetapi kegigihan. Gigih dalam arti punya gairah, ketekunan untuk mencapai tujuan jangka panjang.
Terus Iqra
Lalu bagaimana kita bisa tumbuh setiap hari? Mudah, yaitu membaca terus menerus setiap hari. Alquran mengenalkan kita konsep Iqra’.
Iqra’ artinya membaca, belajar, merenung dan menyelidiki, dan ini merupakan perintah yang diwajibkan kepada setiap Muslim.
Baca Lagi: Anak Muda Harus Siap Memimpin
Langkah itu semua juga terdapat dalam begitu banyak ayat Alquran. Mulai kita harus cermat membaca sejarah. Karena dalam setiap kisah ada ‘ibrah’. Kita juga malah mendapat tantangan membaca semesta, temukan adakah ciptaan Allah pada alam yang tak sempurna.
Masa Depan
Jika kita mampu menerapkan Iqra’ dengan baik, maka kita akan tumbuh setiap hari.
Lalu, apakah orang yang iqra’ akan bebas dari masalah?
Ini pertanyaan bagus meski sebenarnya tidak tepat. Ingat, dalam upaya melahirkan kesadaran mendalam dan mengubah cara berpikir, kita tidak sebatas memerlukan jawaban, kita harus mampu menghadirkan pertanyaan yang tepat.
Pertanyaan yang relevan adalah bagaimana Iqra’ membantu manusia mengatasi masalah yang sedang melanda?
Sikap orang yang Iqra’ adalah tumbuh. Tidak begitu-begitu saja memandang hidup, termasuk masalah.
Masalah adalah cara Allah menjadikan manusia lebih baik (pola pikir dan keimanannya).
Oleh karena itu kita harus optimis dalam menghadapi masalah apapun. Optimis bukan karena kita cerdas semata, optimis karena Allah akan menolong kita.
Perhatikan perjalanan hidup Nabi Yusuf, ia tak sedikitpun merasa logikanya lebih baik daripada bimbingan Allah. Maka setiap persoalan yang beliau hadapi, yang tak mudah dan begitu rumit, selalu mengedepankan iman. Karena iman itulah kunci dasar manusia memiliki ketangguhan, mulai dari mental hingga spiritual.*