Banyak orang ingin menjadikan hidupnya lebih baik. Namun sebagian tidak menyadari betapa strategisnya peran lingkungan dalam membentuk karakter baik dalam diri. Jadi, kalau mau tumbuh, setelah niat, minat dan bakat, perhatikan lingkungan kita, baik atau belum.
Lingkungan itu terdiri dari teman, sahabat dan orang sekeliling kita yang membentuk kultur.
Apakah mereka orang yang berpikir positif, ingin yang muda berkembang, atau mereka ingin konsisten sampai tua terus memimpin?
Kedua, lihat skill mereka, terutama para senior itu. Apakah punya skill atau tidak.
Tanpa skill, seseorang, walaupun senior, tidak akan banyak berkontribusi terhadap kemajuan kita. Bahkan malah akan menghambat anak muda tumbuh lebih baik.
Ketiga, perhatikan, apakah mereka berkontribusi terhadap kemajuan diri kita, lingkungan, atau lebih luas masyarakat?
Kalau ada perannya, maka ukur kembali, sejauh apa peran yang telah mereka berikan. Hal ini penting, karena fakta kontribusi berkaitan erat dengan tingkat kepedulian dan kepekaan.
Baca Juga: Ronaldo Sujud Syukur, Kok Bisa?
Dan, semua kriteria itu kalau kita kembalikan pada masa Nabi SAW dan para sahabat di Madinah, maka individu-individu yang ada kala itu memang saling membantu, menguatkan dan saling menolong. Bukan sebaliknya!
Mulai dari Sekarang
Sebuah buku yang saya baca bercerita bahwa seseorang telah melakukan hal baik untuk kehidupannya sekarang dan ke depan.
Sering sekali ia bertemu orang yang berpikiran positif, punya peran, seperti penulis terkenal, ustadz hingga publik figur yang visioner dan peduli sesama.
Awalnya ia merasa pertemuan itu tidak begitu terasa dalam hidupnya. Namun sekarang ia merasakan bahwa bertemu orang-orang yang positif, menjadikan dirinya bisa mengisi lima tahun dengan berbagai karya.
“Lingkungan yang positif ternyata membuka jalan saya untuk meraih mimpi lebih tinggi,” ujarnya.
Jadi, mulai sekarang pastikan dan putuskan hendak bergaul dengan manusia yang bagaimana dan membentuk lingkungan yang seperti apa?
Tekad Diri
Sekalipun lingkungan berpengaruh signifikan dalam pertumbuhan karakter dan jati diri seseorang, bagaimanapun tekad diri tak bisa kita kesampingkan.
Tekad diri menjadikan kita komitmen dengan visi hidup yang kita miliki. Itulah sosok yang kita cintai Nabi Muhammad SAW.
Walaupun lingkungannya adalah masyarakat jahiliyah beliau tetap punya tekad mengeluarkan masyarakat Quraisy keluar dari kegelapan.
Baca Lagi: Menang di Waktu Luang
Dalam kata yang lain, lingkungan perlu kita cari bahkan kita bentuk. Namun yang lebih utama tekad diri harus benar-benar menyala dalam dada kita.*