Home Artikel Tulislah Rencanamu, Sekasar Apapun Itu
Rencana

Tulislah Rencanamu, Sekasar Apapun Itu

by Imam Nawawi

Pernahkah kita memiliki segudang rencana, ide-ide cemerlang berkelebat di kepala, namun seiring waktu menguap begitu saja, terlupakan dan tak pernah terwujud? Banyak di antara kita yang terlalu mengandalkan memori, padahal daya ingat manusia ada batasnya. Terlebih di era digital ini, di mana informasi dan kesibukan datang silih berganti, memori kita mudah sekali kehilangan fokus. Lalu, apa solusinya? Sederhana, tulislah rencanamu, meskipun masih “kasar”.

Ya, kita tidak salah tangkap. Tulislah, meskipun rencana itu masih berupa coretan-coretan sederhana, belum detail, belum lengkap, dan jauh dari kata sistematis.

Mengapa demikian? Karena menuliskan rencana adalah langkah awal yang krusial untuk mewujudkannya menjadi nyata.

Eric Barker, dalam bukunya yang berjudul “Barking Up the Wrong Tree” menegaskan bahwa rencana yang tertulis membantu kita untuk tetap fokus, produktif, dan tahu kapan harus bekerja dan beristirahat.

“Sebuah rencana yang buruk lebih baik daripada tidak ada rencana sama sekali,” ujar Barker.

Karena hanya dengan memiliki rencana, kita memiliki peta yang, meskipun belum sempurna, akan menuntun kita menuju tujuan.

Sebaliknya, tanpa rencana, kita seperti kapal yang berlayar tanpa kompas, terombang-ambing oleh kesibukan yang tak berkesudahan.

Banyak orang yang terjebak dalam ritme yang salah kaprah: beristirahat saat bekerja, dan bekerja keras saat seharusnya beristirahat. Tentu, ini bukanlah pola hidup yang ideal dan produktif.

Rencana: Selamat dari Penundaan dan Kekosongan Produktivitas

Berdasarkan pengalaman pribadi, saya merasakan betul manfaat menuliskan rencana.

Setiap hari, saya membuat rencana sederhana, termasuk di dalamnya rencana untuk menulis. Dan ajaibnya, energi untuk mewujudkan rencana itu seolah mengalir begitu saja.

Apalagi jika saya awali dengan membaca dan merangkum, yang saya jadikan sebagai “bahan bakar” untuk menulis.

Baca Juga: Jangan Cemas Soal Masa Depan

Alhamdulillah, Allah SWT mudahkan saya untuk menyelesaikan tulisan-tulisan saya, meskipun mungkin belum sempurna.

Sebaliknya, saya sering melihat orang-orang yang bercita-cita menjadi penulis, tetapi tak kunjung menuangkan idenya dalam bentuk tulisan. Mereka tidak memiliki rencana yang konkret, tidak mengumpulkan bahan, dan akhirnya, impian itu hanya menjadi angan-angan belaka.

Jadi, menuliskan rencana tidak hanya menyelamatkan kita dari penundaan yang melelahkan, tetapi juga dari kekosongan produktivitas yang akan membuat kita menyesal di kemudian hari.

Tawakkal: Berserah Diri Setelah Berusaha

Menariknya, memiliki rencana dan berusaha keras untuk mewujudkannya, tidak lantas membuat kita jumawa.

Justru, ketika usaha kita belum membuahkan hasil yang diinginkan, kita diingatkan pada sebuah amalan hati yang sangat penting, yaitu tawakkal.

Berserah diri kepada Allah SWT setelah berusaha maksimal adalah kunci ketenangan jiwa.

Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin mengingatkan kita, “Tawakkal adalah menyandarkan hati kepada Allah semata, dalam keadaan apapun, baik dalam hal memperoleh manfaat atau menolak mudharat.” (Ihya Ulumuddin, Jilid 4, Bab: Tawakkal).

Dengan bertawakkal, kita yakin bahwa Allah SWT adalah sebaik-baik perencana, dan apapun hasilnya, itulah yang terbaik bagi kita.

Maka, tunggu apa lagi? Ambil secarik kertas atau buka aplikasi catatan di gadget-mu. Tuliskan rencanamu, sekasar apapun itu.

Mulailah dari langkah kecil, dan rasakan sendiri keajaibannya. Insya Allah dengan menuliskan rencana, kita selangkah lebih dekat menuju versi terbaik dari diri kita, lebih produktif, lebih fokus, dan lebih tenang dalam menjalani hidup.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment