Home Artikel Tinggalkanlah Jejak Kebaikan
Tinggalkanlah Jejak Kebaikan

Tinggalkanlah Jejak Kebaikan

by Imam Nawawi

Ketika saya mengikuti sarasehan dan rihlah dakwah ke Pesantren Hidayatullah Pulau Derawan ada satu nasihat penting dari Pemimpin Umum. Hidup ini harus bisa bermanfaat. Maka tinggalkanlah jejak kebaikan.

Sebagai insan beriman harus menjadi kesadaran bagi kita, bahwa kemanapun kaki melangkah harus ada tinggalan berupa jejak kebaikan.

Baca Juga: Melawan Takut

Pada kesempatan itu pun semua yang hadir Pemimpin Umum ajak untuk ikut infaq membangun mushola Pesantren Hidayatullah Derawan.

“Agar ada jejak kebaikan bagi generasi mendatang. Jangan sampai ada cerita, pernah orang-orang rihlah dakwah tapi kemudian tidak ada jejak kebaikan. Kita jangan seperti orang yang tidak beriman, yang tidak ada jejak kebaikan dalam pandangan Allah,” tegas beliau.

Kebaikan di Media Sosial

Kebaikan sekarang bisa semakin luas bahkan tak terbatas tempat lagi.

Bangun tidur, setelah doa dan lain sebagainya, orang bisa membuka akun media sosial lalu berbagi kebaikan. Insha Allah itu jadi jejak kebaikan. Demikian pun ketika mau tidur.

Jadi, kebaikan sudah semakin mudah dan siapapun bisa melakukannya. Tinggal kesadaran, kemauan dan tindakan.

Kalau pun bukan termasuk konten kreator (dalam artian sangat aktif) maka bisa menjadi pendukung kebaikan dalam dunia medsos.

Seperti ungkapan Ibn Mas’ud ra. “Jika engkau sekedar menjadi pengikut kebaikan, maka itu lebih baik daripada engkau jadi panutan dalam kejelekan (Kitab Al-Ibanah) seperti termaktub dalam buku “Komunikasi dan Interaksi Sosial Anak” karya: encep Sudirjo, dkk).

Seperti sekarang, momentum umat Islam menyambut Idul Adha, maka kalau tidak bisa memposting konten qurban, kita bisa like and share campaign lembaga yang mengedukasi masyarakat untuk melakukan ibadah qurban.

Kebaikan Nabi SAW

Ketika kita melihat sejarah, utamanya sosok Nabi Muhammad SAW maka kita akan temukan begitu banyak jejak kebaikan beliau.

Pertama, kesabarannya dalam dakwah dan optimismenya akan masa depan dakwah.

Kala beliau dakwah ke Thoif dan ternyata masyarakat menolak bahkan melempari beliau dengan batu, Nabi Muhammad SAW justru yakin masa depan Islam akan mendapat sambutan baik dari keturunan mereka yang tidak tahu indahnya ajaran Islam.

Kedua, kesungguhannya dalam ibadah. Rasulullah SAW kita kenal adalah seorang pemimpin super sibuk dengan istri lebih dari satu. Tetapi riwayat yang kita peroleh tentang Nabi Muhammad SAW adalah kesungguhannya dalam beribadah kepada Allah Ta’ala.

Ketiga, konsistensi. Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang konsisten. Ketika mendapat tawaran jabatan, kekayaan dan perempuan, beliau tetap istiqomah dalam dakwah.

“Kalau mereka bisa memberikan matahari pada tangan kananku. Rembulan pada tangan kiriku, niscaya aku tidak akan berhenti mendakwahkan Islam. Sampai aku menang atau binasa karenanya.”

Baca Lagi: Pemuda Islam Menguasai Data

Subhanallah. Kalau kita ingat akan substansi hidup yang demikian indah, insha Allah kita akan selalu semangat dalam melakukan dan meninggalkan jejak-jejak kebaikan.*

Mas Imam Nawawi

Related Posts

Leave a Comment